JAKARTA– Mengacu pada indikator moving average swing turun 21/11/2017 ( H : 314) hingga 12/12/2017 ( L : 210 ) belum mengubah tren naik saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten pertambangan batubara. Meski harga saham BUMI sempat menembus MA 60, formasi bullish MA 20 dan MA 60 masih terjaga.

Donny Susilo, analis CIMB Securities, mengatakan setelah harga mampu membangun pola bullish pada 12/12/2017 swing naik pun terjadi. Rally harga sempat memicu kenaikan ke high 308 pada 13 Januari 2017. Namun, sejak 9 Januari – 22 Januari 2018 (perdagangan kemarin) laju harga cenderung flat di rentang 282 – 308.

“Ada yang menarik ketika harga bergerak flat di rentang waktu 9 Januari 2018 – 22 Januari 2018,” ujarnya kepada Dunia-Energi di Jakarta, Selasa (23/1).

Pertama, terindikasi laju harga membentuk pola konsolidasi horn pattern. Kedua, volume transaksi yang relatif menipis ketika harga turun, mensinyalkan pelaku pasar masih memilih hold.

Ketiga, terbentuknya pola NR4 pada perdagangan 5 hari terakhir. Pada perdagangan Senin (22/1) harga berhasil naik dan tutup di atas 294. Peristiwa ini secara teknikal dapat di katagorikan sebagai sinyal Break Out NR4 sekaligus menjadi sinyal beli pada saham BUMI. “Sinyal beli dikuatkan dengan volume transaksi yang meningkat dan terbentuk golden cross pada MACD,” ujarnya.

Mengacu pada beberapa catatan di atas, lanjut Donny, BUY masih relevan pada saham BUMI.
Trading range : 282 – 320. Butuh penembusan level 320 untuk bangun momentum bullish lanjutan. Penembusan 320 sekaligus membentuk persepsi bahwa laju harga sejak 9 Januari 2017 membentuk pola bullish continuation cup and hundle. Menurut Donny, hundle bergerak dalam pola horn.

Support: 294 – 290 – 288.

Resistance: 315 – 322 – 342 – 352 (strong ) – 374 – 394.

Sedangkan cut loss jika harga break 262. (DR)