JAKARTA– Pemerintah Indonesia siap melayangkan gugatan kepada Uni Eropa terkait persoalan biodiesel pada pertemuan pertama di markas besar Organisasi Perdagangan Dunai (World Trade Organization/WTO) di Jenewa, Swiss, yang akan digelar 29 Maret-30 Maret 2017.

Pradnyawati, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan, mengatakan kebijakan Uni Eropa (UE) yang mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) berdampak pada menurunnya ekspor biodisel Indonesia ke Uni Eropa sebesar 72,34% atau sebesar US$635 juta  pada 2013 menjadi US$ 9 juta  pada 2017.

“Pengenaan nilai BMAD yang cukup besar yakni 8,8% hingga 23,3% per ton telah membuat ekspor biodiesel ke Uni Eropa merosot,” ujarnya.

Menurut Pradnyawati, pemerintah tidak akan membiarkan ada celah yang akan berpotensi melemahkan gugatan Indonesia kepada Uni Eropa. Berkaca dari hasil sengketa biodiesel antara  Argentina dan Uni Eropa, gugatan Indonesia serupa dengan gugatan yang diajukan  Argentina.

“Pemerintah tidak hanya menggugat melalui DSB WTO, produsen atau eksportir Indonesia juga telah mengajukan gugatan atas pengenaan BMAD Uni Eropa ke General Court Uni Eropa,” katanya.

Pada 19 September 2016, pengadilan General Court Uni Eropa telah mengabulkan gugatan tersebut dan berdasarkan hasil putusannya memerintahkan Komisi Eropa untuk membatalkan penetapan BMAD terhadap Indonesia dan  Argentina.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasisitas terpasang industri biodiesel nasional tahun ini diperkirakan 11 juta ton. Namun, penyerapan domestik diperkirakan tak sampai 30%, begitu juga ekspor.

Gabungan Industri Kelapa Sawit (Gapki) memperkirakan ekspor biodiesel ke UE mencapai 500 ribu ton dari seluruh total ekspor minyak sawit mentah dan turunya ke UE yang sebesar 27 juta ton. Pada 2016, volume ekspor minyak kelapa sawit mentah beserta produk turunnanya 25,7 juta ton.

Di dalam negeri, biodiesel digunakan untuk program B20 atau kebijakanpencampuran 20 persen biodiesel ke dalam 1 liter solar. Realisasi penyaluran program B20 pada 2016 sebanyak 2,7 juta kiloliter atau melampaui target yang ditetapkan sebanyak 2,5 juta kiloliter. (DR)