JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan kinerja operasional sektor hulunya pada tahun ini akan menurun dibanding target yang sempat dipatok pada awal tahun lalu. Ini tidak lain akibat kondisi anjloknya harga minyak dunia diserta pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan, sehingga turut menekan konsumsi energi termasuk konsumsi migas.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengatakan Pertamina sudah memutuskan untuk melakukan pemangkasan belanja modal pada tahun ini, termasuk bisnis hulu.  Seluruh anak perusahaan Pertamian di sektor hulu juga sudah diminta untuk memangkas rata-rata 30% belanja modalnya pada tahun ini.

“Capex untuk hulu sudah kami cut 60%, tambahan produksi sumur-sumur baru tidak ada dampaknya produksi dari sumur eksisting turun 2%,” kata Nicke dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (30/4)

Lebih lanjut dia menuturkan efek dari strategi ini berdampak terhadap kinerja hulu. Namun Nicke berharap kondisi seperti sekarang bisa segera berakhir karena manajemen menargetkan ada investasi yang digelontorkan sekarang bisa dimonetisasi pada tahun depan.

Menurut Nicke, Pertamina bukan tidak mau untuk meningkatkan produksi migasnya. Masalahnya, saat ini tidak ada yang menyerap, baik itu minyak maupun gas.

“Sebetulnya sumur eksisting akan jalan terus. Jadi dampak terhadap produksi 2%. Lalu penguatan investasi dampaknya tahun depan harusnya, sudah ada cadangan tetap ada, hanya postpone atau menggeser saja,” ungkap Nicke.

Semula target perusahaan dalam Rencana Kerja Anggarap Perusahaan (RKAP) 2020 untuk produksi minyak adalah sebesar 430 ribu barel per hari (bph). Sementara untuk gas target produksi juga direvisi atau turun menjadi 4% dibanding target sebelumnya 2.857 juta kaki kubik per hari (MMSCFD)  menjadi 2.741 MMSCFD.  Secara keseluruhan target produksi migas direvisi 923 ribu barel oil ekuivalen per hari (BOEPD) ke 894 ribu BOEPD.

Tahun ini Pertamina hanya akan melakukan 15 pengeboran sumur eksplorasi, turun 35% dibanding target RKAP. Kemudian pengeboran sumur eksploitasi turun 25% dari 388 pengeboran menjadi 291 pengeboran. kegiatan work over juga disesuaikan menjadi 776 kegiatan atau turun 6% dari target RKAP 2020 yakni sebanyak 823 kegiatan work over.(RI)