JAKARTA– PT Bara Jaya International Tbk (ATPK), emiten pertambangan batubara yang sebelumnya bernama PT ATPK Resources Tbk, tengah mengincar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang (mine mouth) berkapasitas 2×27,5 megawatt. Perseroa mengalokasikan dana US$85 juta-US$100 juta untuk membangun pembangkit berbahan bakar batu bara tersebut.

Albert J Bangun, Direktur Utama Bara Jaya, mengatakan perusahaan sudah menyampaikan proposal pengembangan pembangkit listrik dengan konsep pengembangan listrik swasta (independent power producer/IPP) ke PT PLN (Persero), badan usaha milik  negara di sektor ketenagalistrikan. Namun, hingga saat ini PLN belum memberikan respons terhadap proposal yang diajukan perseroan.

Selain pengembangan pembangkit listrik, Bara Jaya saat ini menjajaki akuisisi tambang batubara berkalori tinggi. Studi terhadap pertambangan yang diincar sedang berlangsung. Namun demikian, manajemen perseroan belum menyebutkan target akuisisi tambang batubara  tersebut. Lokasi tambang yang akan diakuisisi disebut-sebut berada di kawasan Kalimantan Tengah.

Keinginan untuk akuisisi tambang baru, menurut manajemen Barajaya, didukung masih adanya peluang keuntungan dari bisnis pertambangan batubara berkalori rendah. Perseroan juga ingin memanfaatkan batubara perseroan untuk menyuplai energi bagi pembangkit listrik sendiri.

Perseroan telah mencatatkan volume penjualan batubara sebanyak 836 ribu ton hingga November 2015, bandingkan dengan realisasi sepanjang tahun 2014 sebanyak 2,16 juta ton. Penurunan volume penjualan bersamaan dengan penurunan rata-rata harga jual batubara mengakibatkan kinerja keuangan turun hingga September 2015.

Pendapatan turun dari Rp672,65 miliar hingga Desember 2014 menjadi Rp194,19 miliar hingga September 2015. Perseroan juga mencatatkan rugi bersih senilai Rp155,67 miliar. (DR)