JAKARTA – Thorcon International Pte, Ltd., telah mengidentifikasi beberapa tantangan dalam membangun Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant atau reaktor desain pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT), yang rencananya akan dibangun PT PAL Indonesia.

“Tantangan tersebut meliputi aspek detail design engineering termasuk special material selection dan aspek fabrication dan testing,” ungkap Jack Devanney, Ketua Tim Desain TMSR500 sekaligus Chairman Thorcon melalui video conference di Surabaya, baru-baru ini.

Thorcon International adalah Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan kepada pemerintah untuk melakukan investasi sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp17 triliun untuk membangun PLTT di Indonesia.

Devanney menambahkan, tantangan dari aspek detail design engineering untuk primary heat exchanger  dapat disolusikan dengan bekal pengalaman keberhasilan PT PAL melakukan reverse engineering heat exchanger power plant. Sedangkan tantangan aspek fabrikasi dan testing, PT PAL perlu melakukan investasi pembelian mesin, peralatan dan peralatan khusus.

Thorcon menargetkan PT PAL dapat membangun Reaktor dan Test Bed Platform yang di targetkan di mulai tahun 2020.

Lars Jorgensen, CEO & Lead Designer Thorcon,  cukup yakin PT PAL sudah memiliki kemampuan dasar dan alat yang mencukupi untuk membangun reaktor TMSR.

Bob Effendi, Kepala Perwakilan Thorcon di Indonesia, mengatakan bahwa hingga saat ini Thorcon masih menunggu kepastian hukum supaya proyek pengembangan PLTT dapat terealisasi.

“Kami menunggu kepastian hukum dalam bentuk Perpres (Peraturan Presiden), mengingat investasi proyek ini cukup besar sekitar Rp17 triliun yang sudah di sampaikan secara resmi kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman,” tandas Bob.(RA)