JAKARTA-PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, akan meminta izin kepada pemerintah untuk mengekspor avtur jika produksi tidak terserap di dalam negeri. Langkah itu dilakukan sebagai antisipasi penurunan konsumsi avtur oleh penerbangan domestik kendati produksi bahan bakar pesawat terbang tersebut meningkat.

“Kami perkirakan penurunan konsumsi avtur tersebut sekitar 10% karena banyak pesawat yang penerbangannya dibatalkan akibat tidak ada penumpang,” ujar Djoko Priyono, General Manager Pertamina Refinery Unit IV.

Menurut Djoko, stok avtur di Peramina RU IV Cilacap sekitar 150 hari, tetapi secara nasional sekitar 45 hari, biasanya stok nasional sekitar 29-30 hari. “Produksi avtur di Refinery Unit IV sekitar 1,7 juta barrel per bulan,” katanya.

Sebelumnya, kata dia, produksi avtur di Pertamina RU IV Cilacap hanya sebesar 1,2 juta barel per bulan namun setelah dilakukan modifikasi, terjadi peningkatan produksi sekitar 500 metric barrel atau 500.000 barel sehingga produksinya menjadi 1,7 juta barel per bulan. “Apalagi per April, tidak ada lagi impor avtur,” katanya seperti dikutip antaranews.com.

Djoko juga menegaskan, untuk menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2019, Pertamina RU IV meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM). Pertamina RU IV menyiapkan pasokan BBM mulai dari masa mudik hingga balik sehingga keandalan kilang Pertamina RU IV Cilacap harus terjaga supaya tetap bisa beroperasi dengan aman dan terkendali untuk memasok BBM ke masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Stok BBM jenis pertamax dan premium di kilang Pertamina RU IV Cilacap bisa untuk memenuhi kebutuhan sekitar lima hari, avtur sekitar 150 hari, dan solar sekitar 50 hari. Sedangkan stok bahan bakar gas berupa elpiji sekitar lima hari.

“Kalau Jawa Tengah kenaikan konsumsinya (pada masa mudik dan balik) biasanya 20%. Kalau kita, produksi lebih dari cukup, tetap kita naikkan kapasitasnya sekitar 5 persen untuk memenuhi semuanya karena kami punya stok yang cukup aman,” katanya.

Pertamina RU IV Cilacap maupun Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng-DIY masing-masing punya stok BBM yang setiap hari akan dipertahankan dan pihaknya juga tetap berproduksi tiap hari. Apalagi proyek Pertamina Langit Biru Cilacap (PLBC) sudah berjalan sehingga dapat menambah produksi pertamax sekitar 300 metric barrel per bulan.

“Nanti setelah pabrik baru satu lagi beroperasi. total produksi kami akan bertambah sekitar 680 metric barrel. Jadi, sudah cukup secara stok untuk memenuhi kebutuhan Jawa Tengah dan lainnya,” tegasnya. (DR)