JAKARTA – Rapor merah kinerja keuangan dicatatkan PT PLN (Persero) sepanjang semester I 2020. Hingga enam bulan pertama tahun ini, laba bersih PLN Rp251,6 miliar atau terjun bebas 96% jika dibanding  periode yang sama 2019 sebesar Rp7,3 triliun.

Padahal berdasarkan laporan keuangan PLN, selama semester I 2020 PLN mencatat kenaikan pendapatan jika dibanding enam bulan pertama tahun lalu. Jika pada tahun lalu realisasi pendapatan Rp137,52 triliun maka pada tahun ini pendapatan semester I 2020 mencapai Rp139,78 triliun.

Laba bersih PLN yang melorot juga dipengaruhi rugi kurs yang mencapai Rp7,79 triliun. Selain itu, PLN juga belum mendapatkan suntikan dana dari pemerintah berupa dana kompensasi sehingga makin menambah beban keuangan perusahaan. Sementara pembayaran subsidi sudah diterima yakni mencapai Rp 25,022 triliun atau turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp27,1 triliun.

Sementara itu, ada beberapa beban usaha yang meningkat, misalnya pembelian tenaga listrik sebesar Rp49,9 triliun padahal pada tahun lalu hanya Rp41,4 triliun. Kemudian beban pemeliharaan juga naik dari Rp9,4 triliun menjadi Rp9,6 triliun.

Keuangan PLN tahun ini akan mendapatkan dana segar dari piutang pemerintah yang berasal dari kompensasi tidak adanya penyesuaian tarif listrik pada tahun 2018 dan 2019.

Total nilai piutang pemerintah dalam dua tahun tersebut mencapai Rp 45,42 triliun dengan rincian pembayaran utang dari pemerintah ke PLN sebesar Rp 23,1 trilun pada tahun 2018. Sebenarnya pemerintah telah menganggarkan pembayaran Rp 7,4 triliun tapi sampai sekarang PLN belum menerima pembayaran. Lalu sebesar Rp 22,2 triliun pada tahun 2019. Serta Rp 3 triliun berupa tambahan kebijakan diskon tarif rumah tangga.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN, sebelumnya menyambut baik pembayaran piutang karena bisa sangat membantu kondisi keuangan PLN yang sangat terdampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi listrik sehingga berdampak pada keuangan PLN.

“Secara umum keuangan PLN akan sangat terbantu Insya Allah dengan dana Rp45 triliun ini. Dengan masuknya dana tersebut operasional PLN akan aman sehingga secara operasional kami tetap berikan pelayanan dan berkualitas,” kata Zulkifli.(RI)