JAKARTA– PT Dewata Makmur Bersama, anak usaha PT Dewata Freightinternatinal Tbk (DEAL), berencana mengembangkan pembangkit listrik independen atau (independent power producer/IPP) dengan bahan bakar gas atau PLTG dengan total kapasitas terpasang 30 megawatt (MW) di Lampung dan Tarakan, Kalimantan Utara. Demi merealisasikan rencana tersebut, Dewata Freightinternational akan menambah modal Rp16 miliar ke Dewata Makmur.

“Dewata Makmur Bersama telah meneken nota kesepahaman untuk mengembangkan IPP di Lampung dan Tarakan dengan nilai investasi Rp200 miliar,” ujar Bimada, Presiden Direktur Dewata Freightinternational di Jakarta, Jumat (9/11).

Untuk IPP di Lampung berkapasitas 15 MW saat ini dalam tahap praperjanjian. Sedangkan untuk IPP di Tarakan berkapasitas 15 MW, Dewata Freighinternational menargetkan tahun depan mulai di bangun. Bimada mengatakan pada April 2019 mesin untuk pembangkit listrik gas akan di bawa ke Tarakan.

“Kami masuk ke bisnis pembangkit listrik yang pasti membutuhkan logistik dan perpindahan pabrik-pabrik dari Eropa atau AS. Itu kami yang tangani,” ujarnya.

Bimada mengatakan selama ini, perusahaan banyak mengangkut logistik pembangkit listrik mulai mengambil barang di China dan Jepang sampai pada posisi tujuan.

Dewata Freightinternational mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada Jumat, kemarin.

Perusahaan menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini naik 40% dibandingkan tahun lalu dengan nilai Rp 187 miliar. Bimada optimistis pendapatan akan tercapai karena hingga September 2018 sudah terealisasi 80%. “Sumbangan terbesar kami harapkan pada 2019 dari pembakit listrik di Tarakan dan Lampung,” katanya.

Harga saham perdana DEAL Rp 150 per saham dan sempat naik ke level Rp264 per saham. Dewata menjadi emiten ke-50 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun ini.

Perusahaan jasa pengurusan transportasi ini menawarkan 300 juta saham biasa atau 26,79% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Dengan harga penawaran Rp 150 per saham, perusahaan memperoleh dana segar sebear Rp45 miliar. (RA/DR)