JAKARTA – PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha dari PT Pertamina Gas Negara Tbk atau PGN, Subholding Gas Pertamina terus menggenjot utilisasi pipa minyak blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejak mulai mengalirkan gas perdana pada bulan Februari 2022, hingga pekan terakhir Desember ini, pipa minyak Rokan telah berhasil mengalirkan minyak hingga 160 ribu Barel Per Hari (BPH). Optimalisasi pipa Rokan ini akan semakin memperkuat kinerja Pertagas sebagai anak usaha PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN), subholding gas PT Pertamina (Persero).

Gamal Imam Santoso, Direktur Utama Pertagas, mengungkapkan, sinergi antara Pertagas dan PHR merupakan kunci keberhasilan pengaliran minyak dari blok Rokan menuju kilang minyak di Dumai. Hal tersebut terutama selama fase transisi dari pipa lama menuju pipa baru Rokan yang dibangun oleh Pertagas sejak tahun 2021.

“Kami berterima kasih atas dukungan dan sinergi yang sangat solid dengan PT PHR, sehingga proses peralihan minyak Rokan dari pipa lama ke pipa baru berjalan dengan baik. Optimalisasi pipa minyak Rokan ini tentunya akan berdampak positif terhadap fundamental bisnis Pertagas dalam jangka panjang,” jelas Gamal, Rabu (28/12).

Dia menuturkan penyelesaikan pembangunan pipa minyak Rokan yang sesuai jadwal juga menjadi komitmen perusahaan untuk mendukung produksi dan kinerja PHR. Apalagi sebagai salah satu sumber utama produksi minyak nasional, Blok Rokan memiliki peran strategis dalam memenuhi target produksi minyak di dalam negeri.

“Kami akan menjaga kinerja pipa minyak Rokan agar beroperasi secara optimal, sehingga setiap kenaikan produksi minyak dari blok Rokan dapat segera disalurkan menuju kilang di Dumai. Sinergi antar Subholding Pertamina ini juga menjadi bukti nyata konsistensi Pertamina dalam penyaluran energi untuk ketahanan energi nasional,” jelas Gamal.

Pipa minyak Rokan dibangun dalam dua koridor. Yaitu koridor Balam-Bangko-Dumai dan koridor Minas-Duri-Dumai. Total panjang pipa mencapai kurang lebih 367 KM dengan ukuran 4″-24″. Pipa ini melintas di lima Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau yakni Dumai, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Rokan Hilir.

Pembangunan pipa minyak Rokan merupakan salah satu momentum baru proyek infrastruktur pipa minyak dan gas di lingkungan PGN. Pasalnya, pada proyek ini Pertagas mampu melakukan efisiensi biaya proyek hingga senilai US$150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Dari rencana biaya awal sebesar US$450 juta, setelah melakukan berbagai kajian dan penghematan, proyek pipa minyak Rokan bisa diselesaikan dengan biaya US$300 juta.

Fadjar Harianto Widodo, Direktur Keuangan PGN, sebelumnya mengungkapkan proyek pipa Rokan saat ini memang masih dalam proses ramp up dan ditargetkan proses tersebut selesai di akhir tahun. Meskipun volume masih belum maksimal tapi dalam proses ramp up ini Pertagas kata Fadjar tetap mendapatkan pemasukan.

“Posisi tahun 2022 ini pipa Rokan dalam proses ramp up penyaluran minyak mentah dan ini kita ekspektasi tahun 2022 ini karena proses ramp up generate revenue US$30 juta,” kata Fadjar.

Untuk tahun depan atau tahun 2023 diharapkan pipa Rokan sudah beroperasi secara maksimal sehingga sepanjang tahun total pemasukan yang bisa diraup Pertagas paling sedikit mencapai US$130 juta.

“2023 full onstream bisa berikan tambahan pendapatan kita bisa berikan dampak US$130-140 juta, murni pendapatan penyaluran transportasi minyak mentah. Pada dasarnya pipa Rokan jasa infrastruktur penyaluran minyak mentah, ini akan digenerate Pertagas pendapatan ini berikan tambahan revenue transportasi minyak di Pertagas,” ungkap Fadjar. (RI)