JAKARTA– Cadangan minyak dan gas bumi Indonesia berpotensi terus bertambah seiring hasil kegiatan eksplorasi dan penambahan data baru. Paling mutakhir adalah kegiatan eksplorasi oleh Pusat Survei Geologi, Badan Geologi dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahkan, Badan Geologi merekomendasikan sedikitnya lima lapangan di Kawasan Indonesia Timur yang memiliki potensi minyak dan gas bumi cukup besar.

Laman Kementerian ESDM, Selasa (11/9), menyebutkan hasil survei Badan Geologi dengan menggunakan data seismik dua dimensi, passive seismic tomography, rembesan mikro, penelitian GnG dan metode lainnya.

Berdasarkan kajian itu, Badan Geologi merekomendasikan lima wilayah di Kawasan Indonesia Timur bisa ditemukan lapangan migas cukup besar, yaitu Blok Agats Barat (Cekungan Sahul), Blok Atsy (Cekungan Sahul), Blok Booka (Cekungan Akimeugah), Blok Arafura Selatan (Cekungan Arafura), dan Blok Selaru (Cekungan Aru-Tanimbar).

Di Blok Selaru, tim Pusat Survei Geologi, mengidentifikasi potensi sumberdaya gas 4,8 TCF dan potensi minyak 4.060 juta MMBO. Di Blok Boka cadangan gas 1,1 TCF dan minyak 930 MMBO. Sedangkan Blok Atsy ditemukan gas 0,9 TCF dan minyak 750 MBO.

Badan Geologi menyebutkan saat ini ada 42% cekungan sedimen yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dilakukan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dari 42% yang sudah dieksplorasi ada 15% atau 18 cekungan sudah produksi, 9% atau 12 cekungan sudah dibor dan ditemukan minyak dan 19% atau 24 cekungan sudah dibor tapi tidak ditemukan minyak. Karena itu, masih ada 58% atau 74 cekungan sedimen yang belum dieksplorasi dan sebagian besar berada di Kawasan Indonesia Timur, baik onshore maupun offshore.

Cekungan sedimen merupakan target eksplorasi bagi para pelaku usaha di bidang energi karena di dalam cekungan sedimen itulah minyak dan gas bumi terbentuk melalui sebuah proses yang saling terkait yang disebut sebagai sistem petroleum.

Pusat Survei Geologi melaksanakan survei umum geologi migas terhadap 30 cekungan dari tahun 2010-2018. Survei ini meliputi : Survei Cekungan (43 lokasi); Shale Gas (6 lokasi); Rembesan mikro (5 lokasi); Seismik 2D (8 lokasi); serta Passive Seismic Tomography (PST) (4 lokasi). Dari kegiatan ini dihasilkan sebanyak 36 rekomendasi Wilayah Kerja (WK) Migas yang dikeluarkan dari 2015-2018.

Untuk itu, Badan Geologi akan terus berupaya melengkapi eksplorasi 44 cekungan yang tersisa agar terakuisisi data dasarnya, dengan demikian maka negara memiliki pengetahuan terhadap potensi sumber dayanya. Hanya dengan peningkatan kegiatan eksplorasi cekungan sedimen maka potensi cadangan migas di Indonesia bisa ditingkatkan. (RA)