JAKARTA – Hari libur nasional di akhir tahun seperti Maulid Nabi, Natal dan Tahun Baru menyumbang rendahnya pemakaian listrik di Jakarta Raya dan Tangerang. Hal ini disebabkan banyaknya industri dan perkantoran yang  tidak beroperasi di akhir tahun, selain itu adanya musim libur panjang juga mengurangi jumlah konsumsi daya listrik oleh para pelanggan yang kebanyakan menghabiskan waktu di luar kota.

Berdasarkan data PT PLN (Persero) pada akhir Desember 2015 pemakaian daya listrik semakin turun, diperkirakan pada puncak perayaan pergantian tahun konsumsi daya listrik Jakarta Raya dan Tangerang mencapai 3.721 megawatt (MW), sementara pada 1 Januari 2016, diperkirakan beban puncak mencapai 3.294 MW.

Agung Murdifi, Manager Senior Public Relation PLN, mengatakan khusus untuk wilayah Jakarta Raya dan Tangerang, sepanjang 2015 beban listrik tertinggi mencapai angka 7293 Mega Watt (MW) dipertengahan tahun. “Namun untuk November dan Desember, beban pemakaian listrik di Jakarta tercatat stabil di kisaran 4.000 MW sampai 6.800 MW,” kata dia.

Jakarta Raya dan Tangerang saat ini dipasok dari 11 sumber yang terdiri dari tiga pembangkit yakni PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok dan PLTGU Muara Karang, ditambah dengan 8 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi ( GITET )  500/150 kilo Volt (kV) yang meliputi GITET Cibinong, Bekasi, Cawang, Depok, Gandul dan Balaraja.Sistem kelistrikan Jakarta masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Jawa Madura Bali (Jamali), yang artinya pasokan listrik saling terhubung dan saling memback up jika terjadi gangguan.

Beban tertinggi pada sistem kelistrikan interkoneksi Jawa Bali, pada tahun 2014 tertinggi 23.900 MW terjadi pada tanggal 21 Oktober 2014 dan tahun 2015 tertinggi 24.258 MW terjadi pada tanggal 5 November 2015.(AT)