JAKARTA – Setelah merampungkan regulasi pajak gross split pemerintah akan kembali melakukan lelang wilayah kerja (WK) minyak dan gas. Tidak tanggung-tanggung pemerintah menargetkan lebih dari 20 WK migas akan dilelang.

UG3300

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan puluhan WK migas yang disiapkan akan berasal dari WK migas yang tidak laku saat lelang dalam tiga tahun terakhir, 2015, 2016 dan 2017.

“Secepatnya kami lelang. Lebih dari 20 WK migas akan dilelang, saya mau bulan ini eksisting, yang lama, yang belum laku itu dilelang,” kata Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (3/1).

Pada 2015 ada delapan WK migas yang tidak laku dilelang dan 2016 terdapat 14 WK migas yang tidak mendapatkan kontraktor peminat. Pada 2017, ada lima WK migas yang tidak laku dilelang. Jika dijumlahkan setidaknya ada 27 WK migas yang siap untuk langsung dilelang.

Namun pemerintah tidak akan langsung melelang seluruh WK migas tersebut melainkan tetap harus melalui tahap evaluasi dan perbaikan kualitas data WK migas.

“Tahun ini lebih banyak, minggu depan sedang dievaluasi yang akan kami lelang berdasarkan kelengkapan data-data dengan gross split semua. Januari juga lelangnya,” ungkap Arcandra.

Selain ke 27 WK migas tersebut, pemerintah juga menyiapan WK migas penugasan yang telah dikembalikan PT Pertamina (Persero), yakni Blok East Kalimantan dan Attaka. Keduanya sebelumnya telah diserahkan ke Pertamina. Setelah dievaluasi, Pertamina memutuskan untuk mengembalikan ke pemerintah karena alasan tidak sesuai dengan perhitungan keekonomian.

Pemerintah menargetkan sudah ada keputusan lanjutan terkait pelaksanaan lelang 2018 pada Maret. “Kalau bisa lebih cepat kenapa tidak, termasuk East Kalimantan dan Attaka akan dilelang (Januari),” tukas Arcandra.

Seluruh lelang WK migas nantinya akan menggunakan skema kontrak baru, gross split. Pemerintah lebih percaya diri dengan skema baru tersebut terlebih dengan telah diterbitkannya regulasi perpajakan yang memuat cukup banyak insentif bagi kontraktor.

Kementerian ESDM mencatat dalam lima tahun terakhir sejak 2012 lelang WK migas terus menurun. Pada 2012 ada 42 WK migas ditawarkan dan diminati 28, angka ini anjlok pada 2013 dimana hanya ada 18 WK migas yang ditawarkan dan lima WK yang diminati. Untuk 2014 ada 13 WK ditawarkan dan sebanyak 8 WK migas diminati.

Keterpurukan investasi migas terlihat nyata pada 2015 dan 2016 dimana tidak ada satupun WK migas yang diminati. Padahal pada 2015 sebanyak delapan WK ditawarkan serta 14 WK migas ditawarkan pada 2016.(RI)