Aktivitas di smelter pengolahan nikel.

Aktivitas di smelter pengolahan nikel.

BANTAENG – Direktur PT Macrolink Nickel Development (MND) Fernando Wang Feng Tao mengatakan, pihaknya bakal menanamkan investasi sekitar USD 200 juta untuk pembangunan smelter (pabrik pengolahan) nikel di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Perusahaan tambang asal China ini optimis mampu menyerap sekitar 300 orang tenaga kerja lokal.

Ditemui usai penandatanganan perjanjian kerjasama penyaluran tenaga listrik dengan PT PLN (Persero) di Bantaeng, Kamis, 22 Agustus 2013, Wang Feng Tao mengaku sangat senang dan bangga bisa berinvestasi di Indonesia.

“Kami mendapat dukungan dan sambutan yang sangat baik dari jajaran pemerintah pusat dan daerah. Kami senang bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia,” ujarnya seraya menjelaskan bahwa di China, Macrolink masuk dalam 500 perusahaan terbesar, yang bergerak di bidang pertambangan dan properti.

“Pembangunan smelter ini, merupakan investasi Macrolink pertama di Indonesia,” tambahnya. Pembangunan smelter di Bantaeng, lanjutnya, akan dilakukan dalam dua tahap, yakni tahap pertama kapasitas produksi 100 ribu ton dan tahap kedua 100 ribu ton.

Investasi yang akan dikeluarkan Macrolink untuk pembangunan dua smelter itu, ungkap Wang Feng Tao, masing-masing mencapai USD 100 juta, dengan bahan baku (bijih nikel) dari Sulawesi Tenggara. Selanjutnya produk olahannya akan diekspor, selain ke China juga negara lain yang membutuhkan. “Adapun jumlah tenaga kerja lokal yang akan terserap sebanyak 300 orang ,” tukasnya.

PT Macrolink Nickel Development (MND) sendiri merupakan perusahaan swasta Indonesia, yang didirikan perusahaan swasta asal China, Macrolink International Mining Limited.

Anugerah Untuk Daerah

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bantaeng, Muhammad Yasin mengatakan, regulasi di bidang pertambangan yang mewajibkan pengolahan mineral tambang lewat pembangunan smelter di dalam negeri, menjadi anugerah tersendiri bagi pemerintah daerah.

Selain Macrolink, perusahaan lain yang sudah siap membangun smeltr nikel di Bantaeng adalah PT Bakti Bumi Sulawesi. Sebelumnya, PT Earthstone Metals And Mining juga telah berkomitmen membangun smelter di Bantaeng. “Setelah industri smelter ini masuk, kami harapkan diikuti oleh industri lain,” ujar Muhammad Yasin gembira.

Investasi di bidang pengolahan mineral tambang ini, tutur Yasin, berpotensi memberikan nilai tambah bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dan daerah setempat. Diantaranya lewat peningkatan nilai tambah bahan mentah ferronickel, penambahan nilai pada sektor pajak, serta penyerapan tenaga kerja hingga 1.500 orang.

Selain itu, lanjut Yasin, pembangunan smelter mineral tambang juga secara tidak langsung dapat membuat produksi mineral tambang lebih terkendali (tidak boros, red), memacu industri hilir karena ketersediaan bahan baku di dalam negeri, serta mengurangi kerusakan lingkungan karena mineral yang tidak dimanfaatkan dapat dikembalikan.

“Pembangunan smelter, juga akan memberikan efek berantai yang positif di sektor perekonomian dengan adanya pemasok dan industri-industri ikutannya, dan pastinya meningkatkan lapangan kerja. Kemajuan konomi tidak lagi hanya berlangsung di pusat, tapi juga di daerah,” pungkasnya.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)