JAKARTA – Kelebihan pasokan listrik yang dialami PT PLN (Persero) makin menjadi seiring dengan mulai selesai dan beroperasinya berbagai pembangkit listrik pada tahun ini yang termasuk dalam proyek 35 ribu Megawatt (MW).

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, mengungkapkan ada gap besar antara suplai listrik dan penambahan konsumsi listrik oleh masyarakat. “PLN alami over supply luar baisa. Di jawa saja di akhir tahun ini ada penambahan pasokan hingga 6 Gigawatt (GW) sementara penambahan demandnya hanya 800 Megawatt (MW),” kata Darmawan disela penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Green Industry Cluster, Rabu (23/2).

Lebih lanjut menurut Darmawan potensi penambahan pasokan listrik terus terbuka seiring dengan rencana pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sesuai dengan target yang dicanangkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Tapi kembali lagi, penambahan pasokan listrik tersebut justru memberikan masalah baru apabila tidak terdapat konsumen listrik. “Saya dengan bu Nicke survey di Mambramo ada potensi 2,3 GW, demand dan supply ini nggak nyambung. Gimana ini kita bisa menyambungkan,” ujar Darmawan.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pernah mengatakan total daya listrik yang bisa dihasilkan saat proyek rampung bisa mencapai 70 Gigawatt (GW).

“Cukup banyak, potensi (pasokan berlebih) 40-60%. Reserve margin kita bisa sampai 50% dari ideal 30%. Jadi 20% dari 70 GW yang memang harus bisa kita cari pemecahannya,” kata Arifin,.

Singapura menjadi salah satu jadi target jika kelebihan listrik mau dipasok. Hanya saja rencana tersebut memiliki tantangan belum terhubungnya infrastruktur kelistrikan antar pulau.

Menurut Arifin, pasokan listrik di Jawa bisa disambungkan ke jaringan Sumatera. Dari situ lalu, melalui Riau akan dikirim langsung ke Singapura.

“Kita punya potensi (ekspor) antara lain ke Singapura. Kami lagi jajaki nanti disambung Jawa-Sumatera, Sumatera-Riau, Riau-Singapura,” ujar Arifin. (RI)