JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO), produsen nikel dalam matte, memangkas belanja modal 2015 sebesar 6,5% menjadi US$ 110,8 juta. Febriany, Chief Financial Officer Vale Indonesia, mengatakan perseroan akan menunda semua belanja modal untuk pertumbuhan tahun-tahun berikutnya karena beberapa izin dan lisensi yang diperlukan untuk pembangunan belum diperoleh.

“Pengurangan ini (belanja modal) tidak akan mempengaruhi pemenuhan kepatuhan kami terhadap peraturan, pengurangan biaya dan produksi atau keberlanjutan operasi,” kata dia, Kamis.

Menurut Febriany, hingga sembilan bulan pertama 2015, perseroan telah mengeluarkan US$ 76,2 juta untuk belanja modal berkelanjutan.

Disisi lain, hingga September 2015 telah merealisasikan produksi 59.796 mentrik ton (MT) nikel dalam matte atau 74,7% dari target produksi sepanjang tahun ini.

Menurut Febriany, perseroan tetap mempertahankan target produksi tahun ini sebesar 80 ribu MT. Namun, Vale masih memantau musim kemarau yang diprediksi berkepanjangan hingga dapat mempengaruhi ketersediaan listrik dan bendungan-bendungan pembangkit listrik tenaga air di Soroako.

“Kami juga sedang mengkaji alternatif-alternatif yang ada dan kemungkinan dampaknya terhadap produksi,” kata dia.

Hingga September 2015, Vale mencatat volume penjualan nikel dalam matte sebesar 59.796 MT, naik dibanding periode Januari-September 2014 sebesar 58.867 MT. Namun, harga jual rata-rata turun dari US$ 13.119 per MT menjadi US$ 10.254 per MT pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Anjloknya harga jual nikel membuat pendapatan Vale turun menjadi US$ 613,1 juta dibanding periode sembilan pertama tahun lalu US$ 772,3 juta. Laba bersih perseroan ikut anjlok 60,2% menjadi US$ 51,9 juta dibanding periode Januari-September 2014 yang tercatat US$ 130,4 juta.(AT)