JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan untuk memberikan insentif tagihan listrik bagi 31 juta pelanggan listrik bersubsidi. Insentif diperuntukkan untuk 24 juta pelanggan 450 VA serta diskon 50% bagi tujuh juta pelanggan 900 VA hingga Juni 2020. Namun tidak tertutup kemungkinan insentif tersebut diperluas, tidak hanya pada dua golongan pelanggan tersebut. Saat ini total ada 38 golongan pelanggan PLN.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan meskipun telah menerbitkan paket stimulus bagi dua golongan tersebut, pemerintah tetap mengevaluasi terus perkembangan wabah virus Corona dan dampaknya bagi masyarakat. Pemerintah juga terus mengkaji apa yang akan terjadi, karena tidak ada yang mengetahui pasti kapan pandemi Corona berakhir. Saat ini yang bisa dilakukan mengantisipasi dan mitigasi semua risiko, termasuk bagi sektor industri serta UMKM.

“Terus terang saya komunikasi dengan salah satu deputi kemenko karena sepertinya akan dikeluarkan lagi stimulus untuk yang lainnya, termasuk industri. dan kami masih mengkajinya. karena dinamika ke depan belum tahu,” kata Rida dalam video conference di Jakarta, Rabu (1/4).

Rida melanjutkan saat ini pemerintah terus mendata dampak gejolak ekonomi yang timbul akibat wabah Corona ini termasuk skenario-skenario di sektor kelistrikan. Salah satunya tidak menutup kemungkinan untuk berikan insentif bagi beberapa golongan agar roda perekonomian tetap berjalan. “Termasuk perlakuan yang sama (insentif) dengan golongan 450VA – 900VA untuk misalkan sektor industri kecil menengah, atau industri yang orientasinya ekspor, masih dikaji karena dinamika ke depan kami enggak tahu,” kata Rida.

Beberapa industri kata dia memang telah menyatakan kebutuhan insentifnya terkait kelistrikan. “Kita masih cari masukan keluhan masalah di lapangan, sebagai contoh ada industri yang minta penangguhan pembayaran apakah ini lanjut kita ga tahu,” kata dia.

Ketika masa sekarang pertumbuhan listrik rumah tangga memang naik. Berdasarkan data yang masuk di lingkungan Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) rata-rata peningkatan konsumsi rumah tangga sejak diberlakukannya Work From Home (WFH) sekitar 3%. Tapi kondisi sebaliknya dipastikan terjadi bagi golongan pelanggan bisnis dan industri. “Pasti berpengaruh, mall bisnis hotel semua turun sudah pasti turun, ini yang sedang dipantau. dan diantisipasi, PLN pasti akan turun. mall tutup, hotel apalagi,” kata Rida.(RI)