Direktur Utama PLN, Nur Pamudji (kiri) bersalaman dengan Direktur Utama Andritz Hydro GmbH, Josef M Ullmer usai menandatangani kontrak elektromekanikal untuk PLTA Peusangan, Rabu, 28 Agustus 2013.

Direktur Utama PLN, Nur Pamudji (kiri) bersalaman dengan Direktur Utama Andritz Hydro GmbH, Josef M Ullmer usai menandatangani kontrak elektromekanikal untuk PLTA Peusangan, Rabu, 28 Agustus 2013.

JAKARTA – Setelah tertunda belasan tahun, pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Peusangan di Aceh Tengah, Nangroe Aceh Darussalam, kembali dilanjutkan. Bertempat di Kantor Pusat PT PLN (Persero), Rabu, 28 Agustus 2013, Direktur Utama perusahaan listrik negara itu menandantangani kontrak pekerjaan elektromekanikal untuk PLTA Peusangan.

Adalah perusahaan asal Austria, Andritz Hydro GmbH yang mendapatkan kontrak pekerjaan elektromekanikal untuk PLTA Peusangan. Kontrak ditandatangani oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji dan Direktur Utama Andritz Hydro GmbH, Josef M Ullmer.

Nur Pamudji mengatakan, pekerjaan elektromekanikal untuk PLTA Peusangan ini, rencananya akan diselesaikan dalam waktu 42 bulan. Yang harus dikerjakan antara lain pembangunan “Electromechanical Francis Turbin”, generator, pembuatan auxiliaries untuk dua power house masing-masing berkapasitas 2 x 22,1 Megawatt (MW), serta pekerjaan outdoor switchgear 150 kV untuk dua unit PLTA itu.

Nur Pamudji mengaku bahagia, setelah bertahun-tahun tertunda, proyek PLTA Peusangan akhirnya bisa dikerjakan kembali. Tertundanya proyek ini diantaranya akibat persoalan keamanan di Aceh yang tidak kondusif pada waktu yang lalu, juga persoalan politik daerah setempat.

Informasi yang dikumpulkan Dunia Energi menyebutkan, pembangunan PLTA Peusangan ini telah tertunda sekitar 12 tahun. Selain yang disebutkan Nur Pamudji, pembangunan juga terkendala penolakan warga, dan proses pembebasan lahan yang tersendat-sendat.    

“Akhirnya kami bisa menandatangi kontrak ini dan saya sangat bahagia, karena proyek ini bisa dikerjakan kembali,” ujar Nur Pamudji usai menandatangani kontrak dengan Adritz Hydro GmBH.

Perasaan gembira juga diungkapkan Josef M Ullmer. Karena setelah sekian tahun, perusahaannya bisa kembali datang ke Indonesia untuk mengerjakan proyek PLTA. “Beberapa tahun lalu, kami telah berhasil mengerjakan proyek PLTA Musi. Kami bersyukur bisa kembali mengerjakan proyek PLTA di sini,” ujarnya.  

Sebelumnya, PLN pun telah meneken beberapa kontrak kerja dengan beberapa kontraktor, untuk bidang pekerjaan lainnya bagi PLTA Peusangan. Dalam pelaksanaannya, proyek PLTA Peusangan kapasitas 88,4 MW ini dibagi dalam beberapa paket pekerjaan (Lot).

Kontrak yang sudah diteken diantaranya untuk pekerjaan sipil, menggandeng konsorsium Hyundai-PP. Juga pekerjaan metal dengan menggandeng joint operation Wika Amarta.

Untuk pekerjaan jaringan transmisi 150 kV PLTA Peusangan dan gardu induk, PLN menggandeng konsorsium PT Balfour Beatty Sakti – PT Karunia Berca. Nur Pamudji mengungkapkan, secara keseluruhan PLTA Peusangan bakal menelan biaya hingga USD 217,8 juta.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)