JAKARTA – Efisiensi terus digalakkan PT Pertamina (Persero) ditengah meningkatnya ongkos produksi bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi salah satu bisnis utama perusahaan di sektor hilir.

Penerapan teknologi dalam kegiatan operasional penyaluran BBM terbukti menghasilkan efisiensi yang juga diakui masyarakat, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia internasional.

Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang dinobatkan sebagai yang terbaik ke-2, setelah Saudi Aramco Terminals dalam kategori The Most Efficient Storage Terminal. Global Tank Storage Awards adalah ajang prestigius di industri Unit Penyimpanan (Storage and Terminal) yang diadakan oleh majalah Tank Storage di Rotterdam.

Penghargaan tersebut bertujuan sebagai apresiasi terhadap perusahaan maupun individu yang berkecimpung di industri hilir Oil & Gas seluruh dunia yang memiliki operasional terminal, safety dan inovasi excellent.

TBBM Plumpang dinilai sebagai terminal BBM terpenting di Indonesia. Hal ini karena Plumpang mensuplai ke sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau ke sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina. Thruput BBM rata rata sebesar 16.504 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya meliputi Jabodetabek.

Beroperasi mulai 1974, Terminal BBM Plumpang memiliki kapasitas tangki timbun sebesar 291.889 Kiloliter. Saat ini Terminal BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.

Gandhi Sriwidodo, Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina, mengungkapkan dibanding era sebelumnya, pengadopsian teknologi terbaru pada New Gantry System sejak 2010 memiliki beberapa keunggulan.

Seperti waktu pengisian BBM yang lebih cepat, dimana mengalami peningkatan flowrate pengisian BBM dari 800 hingga 1.000 liter per menit menjadi 2200 liter per menit sehingga jumlah flowmeter yang dioperasikan berkurang dari 74 unit menjadi 39 unit atau turun 48%,

“Kemudian memiliki bangsal pengisian yang compact dan multiproduk sehingga dapat melayani pengisian mobil tangki untuk beberapa jenis produk secara bersamaan serta diilengkapi dengan sarana inline blending sehingga hasil produk yang dihasilkan menjadi lebih homogen dan lebih terjamin kualitasnya,” kata Gandhi, Selasa (8/5).

Safety TBBM Plumpang juga meningkat karena memiliki sistem interlock pada proses pengisian BBM untuk mencegah terjadinya tumpahan BBM akibat kegagalan saat pengisian. Serta mencegah terjadinya kebakaran dan kesalahan dalam proses pengisian BBM.

“Meniadakan operator pengisian dan menghilangkan kesalahan pencatatan akibat human error operator. Serta memiliki sistem perpipaan overhead sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan modifikasi,” ungkap Gandhi dalam keterangan tertulisnya.

TBBM Plumpang memiliki sistem monitoring dan kontrol yang redundant untuk menghindari adanya kegagalan operasi dengan menjamin sistem dapat bekerja 24 jam.

Keunggulan tersebut ditambah dengan implementasi Pertamina Operation & Service Excellent (POSE) yang dilakukan secara konsisten serta program continuous improvement menjadikan operasi Terminal BBM Plumpang terbilang efisien.

“Diharapkan, dengan kehandalan eksisting TBBM Plumpang, dilengkapi dengan implementasi baru Vapour Recovery Unit (VRU), Terminal BBM Plumpang menjadi lebih safety dan peduli terhadap lingkungan,” tandas Gandhi.(RI)