JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pasokan batu bara untuk banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sempat mengalami gangguan akibat faktor cuaca. Hanya saja kondisi itu dijamin tidak akan berdampak terhadap pasokan listrik yang dihasilkan.

Ridwan Djamaluddin, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, mengatakan telah memanggil manajemen PLN untuk memastikan stok batu bara untuk pembangkit listrik.

“Dalam rapat terakhir kemarin saya sudah tanya pasokan per hari kemarin tersedia untuk berapa hari? Dijawab direktur energi primer PLN sampai saat ini minimal tersedia lima hari,” kat Ridwan disela konferensi pers virtual, Rabu (27/1).

Ridwan menegaskan prioritas utama pemerintah adalah mendorong PLN agar bisa memastikan tidak ada mati listrik akibat kekurangan pasokan bahan baku seperti batu bara.

Menurut Ridwan, ada empat perusahaan yang mengalami gangguan di lokasi tambang akibat kondisi cuaca sehingga berdampak pada pasokan batu bara ke PLN. Keempat perusahaan tersebut adalah  PT Prolindo, PT Binuang Mitra Bersama, PT Arutmin Indonesia, dan PT Bhumi Rantau Energi.

“Yang terkendala itu enggak semuanya. Tapi tadi, infrastruktur jalan dan sungai yang terkendala sehingga pasokan itu terkendala. Kapal juga terkendala,” ungkap dia.

Namun demikian para perusahaan telah sepakat untuk memasok kebutuhan batu bara PLN dari beberapa wilayah lain sehinga bisa dipastikan kondisi kelistrikan tidak akan terganggu. “Ketika Kalsel terkendala kami cari juga ke Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan,” ungkap Ridwan.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal  Ketenagalistrikan Kementerian ESDM,  mengatakan pemerintah telah mengingatkan PLN dan para Independent Power Producer (IPP) untuk mengamankan stok batu bara sebagai antisipasi cuaca buruk. Ternyata kekhawatiran itu terbukti, bahkan cuaca lebih ekstrem dari yang diperkirakan.

“Saya sudah ingetin IPP juga. Mereka mengamankan supply chain-nya. Tapi  kurang antisipasi kalau cuacanya se-ekstreem sekarang. Kami berupaya agar pasokan listrik ini enggak terganggu,” tegas Rida.

Beberapa upaya yang kini dilakukan pemerintah untuk pastikan pasokan batu bara tidak terganggu ke pembangkit listrik diantaranya adalah menjaga realibility pembangkit. Kemudian optimalisasi stok batu bara yang dimiliki PLN dan IPP.

Lalu standar operasional kalau stok habis semua misalnya, pemerintah meminta PLN jika PLTU berkurang kapasitas batu bara kurang, maka langkah pertama maksimumkan penggunaan gas. Saya nggak tahu apakah sudah dideploy belom.

“Kedua, kalau gas juga mentok abis misalnya. Masih kurang juga, Yawes. pait paitnya ya BBM. Itu opsi terakhir. Jadi kita genjot dulu ke gas,” kata Rida.

Pemerintah juga mendorong para pemasok batu bara melakukan pengiriman menggunakan kapal. Rida mencontohkan di PLTU Suralaya sehingga batu bara tidak terkena hujan atau air.

Menurut Rida, untuk satu tongkang itu berkapasitas 7 ribuan ton. Kalau sementara kapal kapasitasnya bisa sampai 62 ribuan ton lebih.

“Lalu menggeser atau menjadwal ulang waktu perawatan pembangkit,” kata Rida.(RI)