JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) terus mendorong para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk berupaya mencari celah efisiensi guna mempertahankan kegiatan operasional di tengah anjloknya harga minyak serta penurunan konsumsi energi. Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, mengatakan  rendahnya harga minyak hingga ke titik sekarang ini tidak diprediksi sebelumnya, dimana harga minyak dunia menyentuh di bawah US$20-an per barel.

“Memang tidak diperkirakan sebelumnya harga sampai di bawah US$20 per barrel, tetapi ya kami harus survive, tetap melakukan efisiensi besar-besaran,” kata Julius kepada Dunia Energi, Rabu (22/4).

Jika kondisi ini bertahan dalam waktu lama dan harga minyak makin tertekan maka skenario terburuk adalah produksi minyak dengan sangat terpaksa dihentikan guna menghindari kerugian yang lebih besar.

“Kalau sudah tidak mampu lagi, ya pasti akan setop beroperasi sambil terus wait and see  sampai akan dicapai titik keseimbangan supply demand ya baru, sangat complicated tentunya,” kata Julius.

Harga minyak dunia di salah satu lapangan Amerika Serikat, bahkan sempat negatif atau minus 0. Artinya setiap pihak yang menyerap minyak justru dibayar oleh produsen minyak. Ini terjadi karena storage atau tangki penyimpanan penuh sementara produksi tidak dihentikan.

Harga minyak mentah kembali jatuh pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu (22/4) pagi WIB. Penurunan harga minyak berjangka ini menyusul meningkatnya banjir pasokan minyak mentah global karena pandemi virus corona telah melenyapkan permintaan bahan bakar.

Kantor berita Reuters melaporkan, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni 2020 ditutup anjlok 24% menjadi US$19,33 per barel, terendah sejak Februari 2002. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Juni 2020, terperosok US$8,86 atau 43%, menjadi menetap di US$11,57 per barel. Kontrak AS untuk Mei, yang berakhir pada Selasa (21/4), pulih dari kejatuhan yang dalam ke wilayah negatif, naik menjadi US$10,01 dari penyelesaian hari sebelumnya di minus US$37,63.(RI)