JAKARTA – Realisasi berbagai kegiatan eksplorasi migas sepanjang tahun 2022 tidak ada yang mencapai target. Hal ini tentu memprihantinkan pasalnya kegiatan eksplorasi merupakan tonggak utama penambahan cadangan guna peningkatan produksi migas.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), jumlah sumur eksplorasi yang dibor sepanjang tahun lalu hanya 30 sumur atau 71% dari target yang sudah ditetapkan.

Kegiatan eksplorasi lainnya juga tidak menggemberikan. Misalnya kegiatan seismik 3D realiasinya 3.790 km2 atau 87% dari target 4.339 km2. Sementara untuk seismik 2D realisasinya 1.950 km sementara targetnya 2.635 km atau hanya 55% dari target.

Sementara untuk berbagai kegiatan survey awal dalam eksplorasi juga tidak lebih baik dari kegiatan lainnya. Misalnya untuk survey Tensor Gravity yang hanya mencapai 48.524 Km2 sangat jauh dari target yang dicanangkan yakni seluas 147.295 Km2 atau hanya 48% dari target. Kemudian untuk studi G&G hingga desember tahun lalu realisasinya hanya 109 kegiatan atau 90% dari target sebesar 142 kegiatan.

Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, mengakui ada beberapa kendala yang membuat realisasi kegiatan eksplorasi sepanjang tahun 2022 masih dibawah target.

Salah satu yang paling signifikan tidak mencapai target adalah kegiatan survey tensor gravity. Menurut Benny ketersediaan pesawat dan cuaca jadi biang kerok utama tidak tercapainya target.

“Sensor gravity masih rendah hanya 48%, karena mulainya agak telat di november 2022 kemarin sehigga tidak bisa mencapai 100% otomatis ada kendala terkait dengan pesawat dan cuaca jadi agak molor kegiatannya,” kata Benny disela konferensi pers SKK Migas, Rabu (18/1).

Tidak hanya itu kegiatan seismik 2D juga cukup jauh dari target realisasinya. Menurut Benny terdapat perubahan strategi dalam perburuan cadangan migas oleh para kontraktor. Selain itu faktor yang membuat tidak tercapainya target kegiatan seismik tahun lalu adalah ketersediaan kapal seismik.

“Seismik 2D agak molor ada perubahan strategi info baru dan isu ketersediaan kapal sisimik terbatas,” ungkap Benny.

Namun demikian berdasarkan data SKK Migas realisasi beberapa kegiatan eksplorasi tahun 2022 sebenarnya sudah melampuai realisasi tahun 2021. Misalnya untuk seismik 3D jika dibandingkan tahun 2021, realisasinya sangat jauh melampaui bahkan secara persentase perbandingannya mencapai 318%, dimana tahun 2021 realisasi seismik 3D hanya 1.190 Km2 sementara tahun lalu 3.790 Km2.

Kemudian pemboran sumur eksplorasi dimana tahun 2021 realisasinya 28 sumur dibor sementara tahun lalu bisa 30 sumur dibor. Meskipun masih jauh dibawa target 43 sumur.

Hasil pemboran sumur eksplorasi sepanjang tahun lalu sendiri menemukan sumber daya migas dengan nilai 589 juta barel setara minyak (MMBOE).

“Penemuan sumur eksplorasi dari 27 sumur yang selesai ada 22 discovery sebaran discovery ada juga yang dry, ada lima yang dry. Ada beberapa yang besar menurut catatan kami Timpan, ada Andaman 2, Anambas relatif besar secara volume, Kenanga juga relatif besar, ini PR-nya ini masih sumber daya PR-nya gimana percepat jadi cadangan dan menambah RRR ketika jadi POD,” jelas Benny.