JAKARTA – PT Patra Drilling Contractor (Pertamina PDC), anak usaha PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) yang menjadi bagian Subholding Upstream Pertamina, sukses membukukan pendapatan hingga Rp2,7 triliun sepanjang tahun 2022. Pendapatan ini melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp1,8 triliun.

Kontribusi terbesar pendapatan tahun lalu berasal dari unit usaha Manpower Services, Service Contract, Food and Lodging Services (FLS), Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan Horizontal Directional Drilling (HDD), serta Heavy Transport Equipment (HTE).

Faried Iskandar Dozyn, Direktur Utama PDC, mengungkapkan realisasi pendapatan 2022 selaras dengan upaya seluruh Perwira PDC dalam mengatasi tantangan dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan atas dampak buruk tekanan pandemi COVID-19 yang sempat menghambat kinerja perusahaan beberapa tahun kemarin.

“Kami berupaya bekerja dengan semangat cermat dan cerdas, salah satunya dengan memanfaatkan program sinergi yang digaungkan PT Pertamina (Persero), tanpa mengabaikan integritas dan profesionalisme layanan, meskipun sebagian besar customer PDC sesama anak-anak perusahaan dalam Grup Pertamina,” kata Faried (19/4)

Pendapatan yang melampaui target, lanjut Faried, juga diperoleh atas upaya PDC meningkatkan kapasitas, aset, kemampuan dan keunggulan operasional.

“Kami sadar akan vitalnya pelaksanaan proses bisnis yang efektif sehingga diperlukan pengembangan praktik terbaik dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatan proyek,” ungkap dia.

Tahun 2023, Pemegang Saham secara khusus menyampaikan mandat agar PDC mampu meningkatkan kontribusinya terhadap upaya PT Pertamina (Persero) memenuhi target produksi migas yang ditetapkan sebesar 1,055 juta Barrel Oil Equivalent per Day (BOEPD).

Ada lima strategi yang akan diterapkan PDC, mulai dari sinergi dan kolaborasi dalam pelaksanaan pengadaan dan pemenuhan kebutuhan operasional dan finansial perusahaan.

Kemudian prioritasi aset strategis yang memberikan kontribusi produksi dan finansial maksimal, hingga mengoptimalkan peningkatan keekonomian, meminimalisir risiko bisnis, dan menjaga kesehatan struktur modal.

“Dengan pilar-pilar strategis ini kami telah membangun fondasi bisnis yang kuat. Ini semua pula yang akan mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan,” kata Faried. (RI)