NUSA DUA – Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF) 2023 menggelar kegiatan Talkshow dan Sharing Session yang mengundang 100 peserta berasal dari delegasi muda negara ASEAN dan juga mahasiswa perguruan tinggi di Bali, paralel dengan kegiatan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41.

Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM yang mewakili Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi mengungkapkan dalam era transisi energi, peran generasi muda terutama generasi milenial dan gen-Z sangat diperlukan untuk mengakselerasi transisi energi.

“Peran aktif generasi muda sangat diharapkan dalam mengawal dan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan energi di kawasan ASEAN, ditambah ASEAN sendiri dinobatkan sebagai salah satu kawasan kaya akan sumber energi terbarukan, yang memiliki potensi cadangan matahari, angin, laut, dan bioenergi yang tinggi”, kata Agus dalam keterangannya (28/8).

Agus menambahkan bahwa negara di kawasan ASEAN memiliki potensi sumber energi baru dan terbarukan yang sangat besar yaitu lebih dari 17.000 GW. Jumlah ini menjadi modal yang sangat berharga dalam upaya mendorong transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Untuk jangka pendek, sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) target porsi EBT pada bauran energi primer mencapai 23% dan porsi EBT pada kapasitas pembangkit sebesar 35% di tahun 2025″, ujar Agus.

Sementara itu, Brian Chang, Deputy Director of Acquisition and Assistance Office USAID Indonesia, mengapresiasi dan mendukung generasi muda, termasuk perempuan dan kelompok marginal, dengan mempromosikan peluang kerja ramah lingkungan dan memungkinkan mereka berpartisipasi dalam transisi energi berkelanjutan”, ungkap Brian.

Ditemui di acara yang sama di Universitas Udayana, Gubernur Bali yang diwakili oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan menyampaikan bahwa Provinsi Bali merupakan pelopor Provinsi yang menyiapkan berbagai regulasi dan kebijakan derah dalam pemanfaatan energi bersih, regulasi ini mendukung kebijakan nasional untuk bauran energi primer menuju Bali Net Zero Emmison 2024.

“Implementasi kebijakan Pemerintah Provinsi Bali salah satunya adalah merubah penggunaan bahan bakar minyak dan batubara di Pembangkit Listrik menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT)”, ungkap Setiawan.

Setiawan lebih lanjut menambahkan dengan adanya “Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF) 2023” dua hari ini, diharapkan akan membantu kepada pemangku kebijakan dalam perumusan strategi pemanfaatan energi baru terbarukan, efisiensi dan konservasi energi, serta interkonektifitas dan teknologi hijau pada generasi muda.

Acara talkshow juga didukung oleh Universitas Udayana yang diwakili oleh Dekan Fakultas Teknik Ibu Linawati. Dalam sambutannya Linawati menyampaikan bahwa generasi muda harus bisa mengelola lingkungan untuk masa depan, sehingga dimasa depan generasi muda tetap mendapatkan energi bersih.

Talkshow dan sharing session SAYEF di Universitas Udayana juga menghadirkan delegasi dan anak muda berprestasi yaitu salah satu delegasi Indonesia yang menyampaikan pengalamannya menjadi delegasi Indonesia di acara SAYEF 2023 hari pertama. Selain itu anak muda berprestasi lainnya adalah pemenang desain PLTS di acara Youth Movement sustainability week 2023 yang diadakan bulan Mei lalu.