JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memastikan kuota BBM jenis solar bersubsidi sebesar 14,5 juta kiloliter (KL) pada tahun ini habis pada akhir November 2019. Kondisi tersebut sudah dilaporkan kepada pemerintah yang berjanji akan menambah kuota solar bersubsidi. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan untuk menghindari kelangkaan pasokan solar Pertamina sudah menambah pasokan solar diberbagai daerah rata-rata 20%. Pemerintah pun menyatakan siap menambah kuota solar.

“Solar bersubsidi, betul kalau kami lihat penjualan akan melebih kuota. Tapi kemarin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) akan menambah kuotanya. Kalau dihitung, kuota 2019 akan habis di akhir November. Jadi pemerintah menambah kuotanya,” kata Nicke disela pelaksanaan Pertamina Energy Forum, 2019 di Jakarta, Selasa (26/11).

Pemerintah berjanji meskipun kuota solar jebol, pasokan tidak akan dihentikan. Pertamina diminta tetap menyalurkan solar dan nantinya subsidi serta berbagai biaya yang timbul akan diganti pemerintah.

Djoko Siswanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan saat ini stok cadangan solar nasional antara 17 hari-19 hari. Kondisi ini yang akan dipertahankan Pertamina. Meskipun kuota solar bersubsidi akan habis pada November, Pertamina diminta tidak khawatir jika harus menyalurkan solar bersubsidi melebihi kuota.

Konsumsi solar yang melebihi kuota baru pertama kali terjadi dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), pada 2015 kuota solar 17,05 juta KL sementara realisasi 14,16 juta KL. Kuota kemudian diturunkan menjadi 15,5 juta KL pada tahun 2016 dengan realisasi juga menurun menjadi 13,75 juta KL.

Pada 2017 kuota ditetapkan sama seperti tahun sebelumnya yakni 15,5 juta kl, namun realisasinya meningkat menjadi 14,51 juta KL dibanding tahun sebelumnya. Pada 2018 kuota ditetapkan meningkat sedikit menjadi 15,62 juta KL sementara realisasinya hampir mencapai kuota yakni 15,58 juta KL.

Berdasarkan data yang diterima Dunia Energi realisasi konsumsi BBM Jenis Tertentu jenis solar per akhir Oktober 2019 mencapai 13.387.040 KL.

“Katakan butuh 1,5 juta KL (tambahan) subsidi Rp 2.000, itu hanya menambah Rp3 triliun. Kemarin kami sudah setor signature bonus. Prinsipnya kebutuhan masyarakat terpenuhi, nanti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengaudit. Nanti kelebihannya tinggal minta ke Kementerian Keuangan, simpelkan,” kata Djoko.(RI)