JAKARTA – Pemerintah mengklaim program campuran biodiesel 20% dengan solar atau B20 telah memberikan kontribusi signifikan terhadap neraca perdagangan. Program B20 yang sudah mulai diterapkan sejak awal 2018 kemudian diperluas pada September tahun lalu telah menurunkan nilai impor sekitar 25%.

“B20 kan bisa berkurang 25%, Sekitar Rp300 triliun impor energi bisa dikurangi hingga 25%,” kata Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/12).

Penurunan nilai impor migas bisa terus ditingkatkan jika penerapan program biosolar terus digenjot. Dalam program pemerintah sudah direncanakan penggunaan biodiesel terus ditingkatkan mencapai 100% atau B100.

“B30 ya juga bisa sampai 35%. Kami lagi hitung berapa persen tadi B50-B100, apa iya kita tidak perlu lagi impor energi,” ujar Luhut.

Pemerintahsedang melakukan berbagai cara untuk menekan defisit neraca perdaganan. Tahun ini Neraca perdagangan Indonesia sempat mengalami defisit US$ 2,5 miliar atau setara Rp 36 triliun pada April 2019. Angka ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.

Destry Damayanti, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia , mengatakan bahwa program B20 merupakan salah satu penyelamat bagi kondisi neraca perdagangan yang terus defisit. Dia mengatakan dengan program B20 yang telah berjalan defisit minyak dan gas (migas) bisa ditekan.

“Untung saja program B20 sudah jalan, jadi kalau lihat impor minyak dan gas itu turunnya signifikan. Jadi sudah ada efeknya, itu agak mengurangi defisit di neraca perdagangan kita,” kata Destry.

Adapun neraca perdagangan Indonesia sepanjang Oktober mengalami surplus sebear US$ 0,16 miliar. Kondisi tersebut membaik dari bulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar US$0,16 miliar.

Program B30 sendiri baru akan diterapkan secara penuh mulai Januari 2020. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kebutuhan biodiesel dalam penerapan B30 nanti bisa mencapai 9,6 juta Kiloliter (KL). Ini artinya bisa kurangi penggunaan solar juga mencapai 9,6 juta KL jika disetarakan dalam barel maka bisa kurangi impor sebesar 165 ribu barel per hari.

PT Pertamina (Persero) sudah melakukan uji coba distribusi pelaksanaan B30 dengan siapkan delapan titik terminal BBM (TBB) untuk pencampuran B30. Nantinya jika sudah dijalankan secara penuh ada 28 TBBM yang sudah disiapkan.

Peraturan Menteri ESDM No 20 Tahun 2014 yang mengamanatkan porsi campuran biodiesel untuk sektor transportasi ditetapkan sebesar 20% mulai 2016. Selanjutnya, porsi ini ditingkatkan menjadi 30% mulai Januari 2020 dan terus stabil pada angka tersebut hingga Januari 2025.(RI)