JAKARTA – Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Lontar Ekspansi kapasitas 1×315 MW siap dibangun. Proyek tersebut merupakan bagian dari program pembangkit 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah. Untuk pembangunan pembangkit tersebut telah ditandatangani dokumen kontrak engineering, procurement, construction (EPC) antar PT PLN (Persero) dengan Konsorsium Sumitomo Corporation-Black and Veatch International Company-PT Satyamitra Surya Perkasa, Jumat (18/9)di Jakarta.

Menurut Adi Supriono, Sekretaris Perusahaan PLN, penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT PLN (Persero) Nasri Sebayang dan General Manager Departemen EPC Pembangkit No.1 Sumitomo Corporation Yuji Watanabe. PLTU Lontar Ekspansi 1×315 MW ini akan dibangun di area seluas 11 hektare yang berlokasi di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten. Ini satu lokasi dengan PLTU 3 Banten-Lontar. “Ditargetkan dibangun dalam waktu 42 bulan setelah kontrak efektif,” tutur Adi.

Saat ini PLTU 3 Banten-Lontar, yang dikenal dengan nama PLTU Lontar, memiliki 3 unit pembangkit kapasitas masing-masing unit 315 megawatt sehingga total kapasitas tenaga listrik yang dihasilkan 945 MW. Daya listrik yang dihasilkan PLTU Lontar disalurkan melalui jaringan transmisi 150 kV (SUTT) sepanjang 22 kilometer ke Gardu Induk Teluk Naga dan sepanjang 22 kilometer ke Gardu Induk New Tangerang. Pembangunan PLTU Lontar ini ditujukan untuk memperkuat pasokan tenaga listrik di area Jakarta dan sekitarnya pada sistem kelistrikan Jawa-Bali. PLTU 3 Banten – Lontar merupakan bagian dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW tahap 1 (FTP-1).

Pemerintah pada 4 Mei 2015 meluncurkan Program 35.000 MW. Dari program ini, 10.000 MW atau 35 proyek akan dikerjakan oleh PLN dan 25.000 MW atau 74 proyek mengundang pihak swasta. Selama 70 tahun sejak PLN berdiri pada 1945, kapasitas terpasang di Indonesia mencapai sekitar 50.000 MW. Jumlah itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang tumbuh pesat. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 5-6% per tahun dan angka rasio elektrifikasi Indonesia saat ini 84%, kebutuhan listrik tumbuh sekitar 8-9% per tahun.

Untuk itu setiap tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 7.000 Megawatt atau dalam lima tahun ke depan dibutuhkan tambahan 35.000 Mega Watt. PLN bersama Pemerintah Indonesia dan pihak swasta bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.(DD)