Managing Executive Officer dari Kansai Electric Power Inc, Hidehiko Yukawa (dua dari kanan) dan Direktur Utama PLN, Nur Pamudji (tiga dari kanan) usai penandatanganan kontrak jual beli listrik PLTA Rajamandala.

Managing Executive Officer dari Kansai Electric Power
Inc, Hidehiko Yukawa (dua dari kanan) dan Direktur Utama PLN, Nur Pamudji (tiga dari kanan) usai penandatanganan kontrak jual beli listrik PLTA Rajamandala.

JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 Megawatt (MW) yang Power Purcahese Agreement (PPA)-nya ditandatangani PT PLN (Persero) pada Selasa, 20 Agustus 2013 merupakan proyek padat karya, yang berpotensi menyerap hingga 1.200 tenaga kerja lokal.

Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengungkapkan, skema pengembangan proyek ini adalah BOOT (Built-Own-Operate-Transfer). PT Rajamandala Electric Powwer (REP) selaku investor proyek ini, merupakan anak perusahaan PT Indonesia Power dan Kansai Electric Power Inc.

Kansai Electric Power Inc. adalah perusahaan pembangkit listrik kedua terbesar di Jepang dan telah berpengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian PLTA. Sementara PT Indonesia Power adalah anak usaha PT PLN (Persero) yang juga berpengalaman dalam pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik.

Hidehiko Yukawa, Managing Executive Officer dari Kansai Electric Power Inc. menjelaskan bahwa pihaknya memiliki komitmen yang sama dengan PLN dan juga Pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan energi terbarukan.

“Kansai Electric Power dan pemerintah Jepang memiliki komitmen yang sama dengan PLN dan Pemerintah Indonesia dalam pemanfaatan energi terbarukan untuk membangkitkan listrik” tegas Hidehiko Yukawa.

PLTA Rajamandala akan dibangun di Sungai Citarum, desa Cihea Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. PLT ini didesain sebagai “PLTA run off river”.  Pola pengoperasiannya adalah mengikuti pola operasi PLTA Saguling (4×175) MW, dimana akan memanfaatkan air keluaran dari PLTA Saguling guna menghasilkan energi listrik.

Energi listrik yang dapat dihasilkan oleh PLTA Rajamandala rata-rata sebesar 181 GWh per tahun dan akan disalurkan ke Sistem Jawa Bali melalui jaringan transmisi 150 kV Cianjur-Cigereleng. Pembangunan proyek ini selain padat modal, juga padat karya. Diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lokal hingga 1200 orang.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)