JAKARTA – PT PLN (Persero) telah menyelesaikan pembangunan rangkaian transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kiloVolt (kV) yang menjadi penopang sistem kelistrikan Jawa Bali. Pembangunan transmisi yang disebut sebagai Backbone 500 kV Java Project ini menelan investasi lebih dari Rp 11 triliun.

Jaringan transmisi sepanjang 1.181 kilometer sirkuit (kms) tersebut membentang di sepanjang utara Pulau Jawa mulai dari Jepara hingga Bekasi, melintasi 20 kabupaten/kota dan 358 desa.

Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, mengatakan proyek ini paling dinanti penyelesaiannya karena sangat vital bagi sistem kelistrikan Jawa-Bali. Jalur transmisi ini diproyeksikan untuk mengevakuasi daya listrik yang dihasilkan pembangkit-pembangkit besar di Pulau Jawa.

Daya tersebut kemudian akan disalurkan kepada pelanggan baik masyarakat maupun konsumen tegangan tinggi (KTT).

“Jalur transmisi ini akan semakin meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Jawa Bali. Sangat jelas, penyelesaian proyek ini akan membawa dampak positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Wiluyo, Selasa(19/4).

Ia menjelaskan, pembangunan jaringan transimisi yang ditopang 1.391 tower ditambah 2 low level gantry ini dibagi menjadi lima jalur SUTET 500 kV dan 4 GITET 500 kV yaitu: SUTET 500 kV PLTU Tanjung Jati B – Tx (Ungaran-Pedan), SUTET 500 kV Tx (Ungaran-Pedan) – Batang, SUTET 500 kV Batang – Mandirancan, SUTET 500 kV Mandirancan – Indramayu, SUTET 500 kV Indramayu – Cibatu Baru (Deltamas).

Sedangkan untuk GITET 500 kV dibagi menjadi GITET 500 kV Batang, GITET 500 kV Mandirancan, GITET 500 kV Indramayu, GITET 500 kV Cibatu Baru (Deltamas).

“Penyelesaian proyek ini diakhiri dengan pemberian tegangan pertama serta pembebanan jalur SUTET 500 kV Indramayu – Cibatu Baru (Deltamas) pada Maret 2022 lalu,” ujar Wiluyo.

Wiluyo menyampaikan pengoperasian sejumlah Proyek Strategis Nasional ini akan sangat berdampak besar pada sektor bisnis dan ekonomi. Ia berharap kehadiran infrastruktur ketenagalistrikan ini akan semakin menarik investor sehingga akan menggerakkan roda perekonomian nasional.

Djarot Hutabri EBS, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah, menambahkan selama proses pembangunan, tantangan serta kendala menjadi hal yang tidak mungkin dihindarkan. Mulai dari lokasi pekerjaan yang menantang, permasalahan teknis hingga permasalahan sosial harus terus dihadapi. Bahkan dalam tiga tahun ke belakang juga ditambah dengan kondisi pandemi nasional yang mengharuskan pembatasan aktivitas.

Namun, hal-hal tersebut tidak menyurutkan semangat para pejuang kelistrikan untuk menghadirkan listrik yang berkualitas bagi masyarakat. Penerapan standar K3 dan juga protokol kesehatan yang ketat harus terus dijalankan demi keselamatan seluruh pekerja.

Djarot menekankan penguatan koordinasi dan kolaborasi dengan para stakeholder juga menjadi kunci keberhasilan proyek strategis ini.

Ia juga memastikan PLN secara konsisten akan terus memberikan kontribusi terbaik terhadap perekonomian daerah dengan menggunakan tenaga lokal untuk sebagian pekerjaannya hingga 4.978 tenaga lokal. Selain itu, dukungan kepada masyarakat juga diberikan melalui program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan seperti perbaikan infrastruktur desa serta pembinaan masyarakat dalam mengelola potensi desa.

“Kami sangat mengapresiasi atas dukungan dan kolaborasi yang dijalankan dengan seluruh stakeholder mulai dari instansi pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten/kota, TNI dan POLRI, Kejaksaan, KPK dan stakeholder lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu,” ujar Djarot.(RA)