JAKARTA – PT PLN (Persero) telah menyatakan kesiapan memasok listrik dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 17 April mendatang, namun persiapan untuk mengantisipasi gangguan pasokan juga diminta tidak hanya fokus di kota besar. Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan untuk di kota-kota besar kondisi kelistrikan secara keseluruhan sudah bisa dipastikan aman dengan cadangan listrik rata-rata  lebih dari 30%. Untuk itu fokus PLN bisa dialihkan untuk menjaga kestabilan listrik di wilayah terpencil yang juga melaksanakan pemungutan suara.

“Kalau bisa Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) ditanyakan, apa yang perlu disiapkan, khususnya daerah terpencil. Sehingga kita bisa menghindari gangguan kelistrikan saat Pemilu. Jangan sampai down listrik di KPUD-KPUD,” kata Jonan saat meninjau kondisi kelistrikan menjelang pemilu di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban, Gandul, Depok, Jawa Barat (12/4).

Jonan menegaskan bahwa kondisi cadangan kurang dari 30% bukan berarti suatu wilayah kurang pasokan, hanya  kemampuan cadangan belum mencapai titik aman yang disyaratkan sebesar 30% lebih dari kebutuhan rata-rata. Hampir seluruh provinsi cadangannya sudah 30% atau lebih, kecuali Sulawesi Utara dan Gorontalo dan Sumatera Utara serta aceh. “Tapi bukan shortage ya, cadangan kurang sedikit, sekitar 20% saja cadangannya,” ungkap Jonan.

Amir Rosidin, Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Tengah, mengatakan tiga langkah disiapkan PLN dalam memyambut perhelatan demokrasi lima tahunan terakbar di Indonesia. Pertama, masa persiapan sistem, mitigasi dan masa siaga. Sekarang sudah memasuki fase masa siaga.

“Kami siapkan mobil bergerak unit kabel, cadangan sudah disiapkan. Masa siaga 17 Maret sampai 24 Mei, penghentian sementara pekerjaan konstruksi. Total personil seluruh Indonesia 19 ribu yang siaga,” kata Amir.(RI)