BANGKALAN – Meningkatnya jumlah sampah organik dan juga anorganik di Desa Banyusangka, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mendorong PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mengembangkan inovasi yang dapat mengubah sampah menjadi sumber daya yang berharga, bukan hanya beban lingkungan.

Melalui inovasi Siram Berbakat yang dikembangkan Kelompok Pengelola Garam BumDES Wijaya Kusuma Banyusangka, PHE WMO menjawab masalah sampah dengan kegiatan pengelolaan yang bekerjasama dengan Rumah Daur Ulang (RDU) De eL Ha Kabupaten Bangkalan. Sampah digunakan sebagai bahan bakar untuk tungku pembuatan garam, yang merupakan sumber utama mata pencaharian sebagian besar penduduk setempat.

Sampah banyak ditemui di Desa Banyusangka, karena memiliki kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Bangkalan. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan juga masih rendah dan seringkali membuang sampah sembarangan.

Banyusangka yang berada di kawasan pesisir juga mendapatkan banyak sampah kiriman dari arus laut, bahkan kondisi ini juga menyebabkan banjir di Desa Banyusangka.

“Sampah yang terkumpul ditukar dengan briket. Briket tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk proses kristalisasi garam,” Ubaidillah Husni, anggota Kelompok Pengelola Garam BumDES Wijaya Kusuma Banyusangka, saat ditemui wartawan di Salt Center Terintegrasi di Desa Banyusangka, Selasa(7/11).

Teknologi ini mampu merubah sampah menjadi briket yang efisien sebagai sumber energi, sekaligus mengatasi masalah penumpukan sampah di daerah tersebut.

Dengan penerapan teknologi kristalisasi garam berbahan bakar briket, Bangkalan Madura telah mengalami perubahan besar. Setiap bulan, lebih dari 15 ton sampah berhasil dikurangi, mengurangi tekanan pada lingkungan dan meminimalkan pencemaran. Selain itu, solusi ini juga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat dengan menciptakan peluang pekerjaan dalam produksi dan distribusi briket.

Produksi Garam Rakyat
Inovasi Siram Berbakat juga menjawab permasalahan minimnya produksi garam yang memicu yang tingginya harga yang dimainkan oleh tengkulak sedangkan kualitas garamnya rendah.

Garam yang diproses oleh Kelompok Pengelola Garam BumDES Wijaya Kusuma Banyusangka merupakan hasil evaporasi teknologi kristalisasi garam dengan memanfaatkan bahan bakar briket. Sebelumnya, penggunaan briket sebagai bahan bakar untuk tungku garam hanyalah ide sederhana, tetapi kini telah menjadi kenyataan yang berhasil. Pada 2022, PHE WMO mengembangkan program Salt Centre yang fokus pada pengembangan teknologi tepat guna untuk peningkatan kualitas garam. Teknologi yang diterapkan adalah dengan membuat roughing filter, rumah garam portable dan juga alat cuci garam. Penerapan teknologi tepat guna tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas garam rakyat di Desa Banyusangka dengan salah satu indikator pengukurannya adalah peningatan kadar NaCl garam banyusangka dari yang sebelum ada program hanya sekitar 56,12% dan menjadi 94,07% dan telah memenuhi standart garam konsumsi

Melalui inovasi Siram Berbakat, petani garam tidak hanya dari Desa Banyusangka tetapi desa sekitar lainnya seperti Desa Tlangoh juga bekerjasama dengan BUMDes Wijaya Kusuma dalam proses distribusi garam. Dengan adanya kerjasama ini BUMDes Wijaya Kusuma telah mampu menjamin stabilitas harga garam khususnya di wilayah Desa Banyusangka dan sekitar Kecamatan Tanjungbumi. Hingga saat ini sebanyak 7 petani garam bekerjasama dengan BUMDes Wijaya Kusuma.

Program ini telah berkontribusi terhadap empat aspek yang sangat dirasakan oleh penerima manfaat yakni alam, ekonomi, sosial, dan kesejahteraan.

“Inovasi ini bisa meningkatkan kapasitas produksi mencapai 50kg per hari,” ungkap Ubaidillah.

Selain peningkatan produksi garam, teknologi Siram Berbakat ini juga ramah lingkungan dan mampu mengurangi emisi GRK sebesar 85%.

Program inovasi Siram Berbakat menjadi contoh nyata bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ekonomi yang lebih kuat.

“Ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung kinerja keberlanjutan melalui program Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung pemerintah mencapai target agenda internasional khususnya Sustainable Development Goals, dimana program ini utamanya berkontribusi pada tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.” kata GM Zona 11 Regional 4 Subholding Upstream Pertamina Muzwir Wiratama.(RA)