JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), subholding gas PT Pertamina (Persero), segera memulai pembangunan interkoneksi pipa yang menghubungkan Pipa Transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) dengan panjang sekitar 1.000 KM ke Pipa Transmisi West Java Area (WJA) yang memiliki panjang sekitar 525 KM.

Pembangunan interkoneksi itu merupakan bagian dari pengembangan pipanisasi gas bumi jangka menengah 2021-2023, untuk meningkatkan kualitas infrastruktur gas dan konsumsi gas bumi nasional.

Redy Ferryanto, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, mengatakan melalui integrasi pipa transmisi ini, gas bumi dari Lapangan Gas Sumbagtengsel pada pipa SSJW I- Bojonegara – Cikande – Bitung akan terkoneksi dengan Stasiun Bitung pada Pipa WJA dengan ukuran pipa 24 inchi.

“Pengerjaan interkoneksi pipa sepanjang kurang lebih 1,4 km akan dimulai Bulan Maret ini dan ditargetkan selesai pada triwulan keempat tahun 2021,” kata Redy, Kamis (18/3).

PGN telah melakukan penandatanganan Engineering, Procurement, Construction, Installation and Commissioning (EPIC) dengan PT Pratiwi Putri Sulung sebagai pihak yang akan menggarap proyek pipa tersebut.

Menurut Redy, ada misi penting PGN dalam interkoneksi pipa SSWJ dan WJA yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas penyaluran secara sistem terintegrasi.

Stasiun Bitung akan menyalurkan gas dari SSWJ dengan kapasitas maksimal kurang lebih 165 BBTUD untuk kebutuhan gas Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan RU Balongan, sekaligus sebagai sumber pasokan untuk mengantisipasi natural decline dari pasokan gas di lapangan produksi Jawa Bagian Barat.

“Potensi efisiensi pemanfaatan energi dan bahan baku yang didapatkan diharapkan dapat menjadi multiplier effect bagi perekonomian nasional,” kata Redy.

Dari integrasi infrastruktur itu juga diharapkan dapat mendorong efisiensi biaya investasi dan operasi. Serta memperluas penyaluran gas ke wilayah-wilayah baru, khususnya di Jawa Bagian Barat secara berkelanjutan.

Redy mengakui tanpa interkoneksi pipa, jaminan ketersediaan gas belum cukup optimal. Interkoneksi pipa Sumatera dan Jawa diharapkan dapat memperkuat kehandalan infrastruktur gas bumi di Indonesia Bagian Barat.

“Selanjutnya dapat membantu pemerintah dalam rangka mencapai kemandirian energi, karena pemanfaatan gas domestik diharapkan semakin meningkat,” kata Redy.(RI)