JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk, subholding gas PT Pertamina (Persero), menantandatangani kerja sama proyek bersama dengan Japan Cooperation Center Petroleum (JCCP) untuk mempelajari dan meningkatkan rantai nilai gas bumi, khususnya bisnis LNG di Indonesia menggunakan pengalaman dan keahlian Inpex dalam “Model Naoetsu”.

Syahrial Mukhtar, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, mengatakan kerja sama dengan JCCP bertujuan untuk mempromosikan pengembangan teknologi pengelolaan gas bumi, serta mempererat hubungan antara Indonesia dengan Jepang. JCCP merupakan organisasi pemerintah dibawah naungan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) di Jepang dan beranggotakan perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Kerja sama yang ditandatangani mencakup JCCP sebagai eksekutor penyusunan work plan, jadwal pelaksanaan proyek, serta estimasi jumlah dan uraian proyek 2020.

“Untuk 2020 hingga 2021, terdapat dua kerja sama dengan JCCP, yaitu melalui Corporate HRD Program yaitu Naoetsu Seminar dan Technical Cooperation Program. Untuk Technical Cooperation Program tahun ini adalah joint study LNG di Arun dan LNG bunkering di seluruh Indonesia. Dalam pelaksanaannya, joint study  melibatkan Inpex yang merupakan partner PGN dalam suplai LNG ke Myanmar melalui Terminal Arun,” kata Syahrial, Selasa (20/10).

Naoetsu sendiri adalah nama terminal LNG INPEX. Melalui model tersebut, studi aspek teknikal, operasional, bisnis dan keselamatan di Terminal Naoetsu dapat dijadikan menjadi salah satu basis untuk pembelajaran dan pelaksanaan kerja sama proyek gas bumi di Indonesia.

Kolaborasi JCCP, Inpex dan PGN diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas dan optimasi dalam kerja sama yang lebih riil di masa akan datang. Inpex adalah perusahaan minyak dan gas terbesar di Jepang, dengan proyek eksplorasi, pengembangan, dan produksi global di 20 negara.

Dari program Naoetsu Seminar juga ditargetkan dapat memperkenalkan rantai nilai gas bumi milik Inpex dan memperoleh studi teknikal pada operasional Terminal Naoetsu yang terletak di Nagaoka. Selain itu, studi teknikal mengenai operasional Terminal LNG Naoetsu, penyimpanan gas bawah tanah di Nagaoka, keselamatan dan kesehatan operasional di terminal LNG maupun pipa, serta isu-isu komersial lainnya dalam bisnis gas di Jepang.

“Nantinya dalam tiga tahun ke depan, topik joint project akan disepakati bersama menyesuaikan kebutuhan dan potensi bisnis yang ada,” kata Syahrial.

Kerja sama dengan JCCP dilatarbelakangi upaya PGN mencari mitra untuk melaksanakan joint project guna meningkatkan rantai nilai gas bumi dalam negeri.

“Teknik industri Jepang dinilai sudah mumpuni, baik dalam pengetahuan maupun teknologi yang berkaitan dengan modernisasi rantai gas, hingga akhirnya diusulkankan joint project  bersama JCCP,” ungkap Syahrial.

Selain itu, kerja sama antara JCCP dengan Pertamina sebagai holding PGN, sudah terjalin cukup lama. Saat PGN menjadi bagian dari Pertamina, maka kerja sama dengan JCCP sepenuhnya dapat dilaksanakan.

“Kami sangat antusias untuk membangun kerja sama dengan JPP. Mengingat JCPP merupakan perusahaan yang memiliki pengalaman mumpuni dalam menjalin persahabatan dengan negara-negara penghasil minyak. Serta berkontribusi mengamankan pasokan minyak yang stabil ke Jepang, melalui kerja sama teknis dan sumber daya manusia di sektor hilir industri minyak,” kata Syahrial.(RI)