JAKARTA – PT PGN Tbk, Subholding Gas PT Pertamina (Persero) membukukan pendapatan sebesar US$3,65 miliar yang realatif meningkat sebenarny jika dibandingkan dengan realisasi pendapatan sepanjang 2022 yakni  US$3,56 miliar. Sementata laba operasi tercatat sebesar US$542,42 juta dengan Laba Bersih Tahun Berjalan Yang Diatribusikan ke Entitas Induk sebesar US$278,1 juta. Realisasi laba bersih ini turun 14,7% dibandingkan dengan tahun 2022 yakni US$326,2 juta.

“Kami bersyukur dapat melewati tantangan sepanjang tahun 2023 dengan pencapaian tersebut. Kinerja keuangan yang diperoleh ini sebagai wujud upaya Manajemen untuk mengelola bisnis hilir gas bumi yang optimal, handal serta aman namun tetap memberikan value bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lain yang terkait”, ujar Arief S Handoko, Direktur Utama PGN, dalam keterangannya, Rabu (13/3).

Sementara untuk kinerja operasional sepanjang 2023, PGN berhasil mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi dan rumah tangga, sedangkan untuk volume transmisi dalam bisnis pengangkutan sebesar 1.458 MMSCFD. Pada lifting minyak & gas bumi, volume yang dihasilkan adalah 25.083 BOEPD dan untuk transportasi minyak terdapat kenaikan signifikan dari 38.471 BOEPD tahun 2022 menjadi 155.775 BOEPD di tahun 2023. Pada LPG processing volume di tahun 2023 terhitung sejumlah 106 ton per hari.

Dalam pengelolaan pelanggan, jumlah pelanggan yang dimiliki PGN telah mencapai 830.935 pelanggan dengan rincian 825.856 rumah tangga, 3.103 industri dan komersial, serta 1.976 pelanggan kecil. PGN dalam perannya sebagai pengelola hilir gas bumi di Pertamina, secara berkelanjutan akan menjalankan kegiatan operasional dan investasinya secara inovatif dan prudent agar dapat menciptakan pertumbuhan bisnis organik serta multiplier effect perekonomian nasional. Selain itu, PGN juga lebih fokus dalam pengembangan utilisasi gas bumi yang ramah lingkungan di masa transisi energi menuju energi terbarukan.

“Kami menjalankan peran yang cukup challenging dalam rangka era transisi energi dari fosil ke EBT. Dengan posisi kunci sebagai salah satu aggregator gas bumi di Indonesia, harapan kami adalah dapat mengisi masa transisi ini melalui penyediaan gas bumi sebagai energi bersih kepada masyarakat,” kata Arief.(RI)