PASURUAN – Kelompok Santri Keren Mandala dari Pesantren Al Hidayah yang berlokasi di Desa Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur, binaan PT Pertamina Gas (Pertagas) East Java Area berhasil memanen 145 kilogram ikan lele dari kolam sederhana yang dikelolanya. Seluruh hasil panen tersebut langsung didistribusikan ke pengepul ikan di wilayah Pasuruan.

“Alhamdulillah, ini adalah panen ketiga sejak Pertagas membantu kami akhir tahun lalu,” ungkap Ustad Makin, pembina kelompok santri di Pesantren Al Hidayah, Selasa (28/4).

Adapun hasil dari penjualan tersebut, selain untuk membeli bibit baru, juga dimanfaatkan untuk tambahan operasional pesantren. Untuk santri yang sudah usia produktif, ada tambahan penghasilan.

Ustad Makin menambahkan, panen kali ini menjadi lebih banyak dibandingkan hasil panen tahun lalu. Karena, kelompok santri pengelola ternak sepakat membangun tambahan satu kolam terpal dari hasil panen sebelumnya.
Selain berhasil mengembangkan ternak ikan lele, pesantren binaan Pertagas ini juga beternak ayam dan bebek. Hasil kerjasama dengan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan setempat ini setiap bulannya berhasil mengumpulkan 150 butir telur bebek.

“Telur bebek kami jual. Kalau ayam, untuk sementara kami konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sendiri,” ujar Ustad Makin.

Ustad Makin juga menyampaikan terima kasih kepada Pertagas di area East Java Area, karena selama pandemi Covid-19 tetap hadir dan peduli. Pertagas juga sudah menyalurkan masker dan tetap mengedukasi santri agar berperilaku hidup bersih untuk mencegah penyebaran virus.

Zainal Abidin, Manager Communication, Relations, dan CSR Pertagas, mengapresiasi semangat kelompok Santri Keren Mandala binaannya di tengah wabah. Menurutnya, selama ini Pertagas hadir untuk mengubah pola pikir santri. Melalui berbagai pelatihan dan bantuan modal, sebanyak 11 santri usia produktif yang selama ini menganggur, dibina untuk mengembangkan keterampilan beternak ikan, ayam, dan bebek dalam naungan Kelompok Santri Keren Mandala.

“Harapannya, pada saatnya nanti, santri remaja ini bisa menjadi mandiri. Setidaknya menjadi contoh bagi 116 adik-adiknya yang saat ini masih bergantung dari belas kasihan dari para donatur,” tandas Zainal.(RA)