JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan proses pengadaan lahan pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur bisa rampung pada tahun ini. Selama ini pengadaan lahan menjadi masalah utama dalam persiapan pembangunan.

Ignatius Tallulembang, Direktur Utama KPI, mengatakan sebagian besar kewajiban pembayaran lahan yang harus dituntaskan Pertamina sudah dilakukan. Hingga sisa akhir tahun ini urusan lahan pembangunan kilang ditargetkan sudah selesai.

“Pengadaan lahan masyarakat sebagian besar sudah dibayarkan dan ditargetkan selesai seluruhnya pada akhir 2020,” kata Tallulembang, Senin (14/12).

Tallulembang mengatakan Pertamina  tetap mengerjakan seluruh kilang yang merupakan Proyek Strategis Nasional. Hal ini agar seluruh proyek kilang bisa selesai sesuai target, yakni pada 2027.

Kilang Tuban yang dibangun bekerja sama dengan Rosneft sendiri diperkirakan membutuhkan lahan mencapai 800 hektare, sebagian lahan merupakan milik masyarakat dan sebagian di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Untuk lahan yang dikuasai KLHK pembebasan lahannya telah selesai pada Mei 2020. Kini sisa lahan yang masih belum dibebaskan adalah milik rakyat.

Menurut Tallulembang, Pertamina telah melakukan restorasi pantai untuk menambah luasan lahan proyek kilang. “Beberapa kemajuan proyek yang telah diselesaikan salah satunya adalah restorasi garis pantai,” ungkap Tallulembang.

Pertamina telah mengerjakan desain rekayasa dasar (basic engineering design/BED) Proyek Kilang Tuban yang juga ditargetkan rampung pada Desember 2020. Adapun nilai investasi kilang baru ini mencapai US$16 miliar. “Pelaksanaan BED telah mencapai progress 80% per 27 November 2020,” kata Tallulembang.

Proyek Kilang Tuban dikerjakan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) yang dibentuk Pertamina dan Rosneft Oil Company sejak Oktober 2016. Perusahaan patungan ini akan mengerjakan dan mengelola Kilang Tubang dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55% dan Rosneft 45%.

Proyek Kilang Tuban direncanakan memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel minyak per hari (bph). Kilang ini akan menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan dengan kualitas Euro V, yakni bensin sebesar 80 ribu bph dan solar 98 ribu bph. Selain itu, kilang ini juga memproduksi produk petrokimia mencapai 3.600 kilo ton per annum (ktpa).(RI)