JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyatakan proyek kilang, baik itu revitaliasi kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) maupun pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery/GRR) tetap dijalankan dan tidak ada rencana perubahan target penyelesaian di tengah kemunduran ekonomi akibat pandemi wabah virus Corona atau Covid-19. Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan megaproyek RDMP dan GRR menunjukkan perkembangan yang baik.

Progress Kilang Balikpapan menjadi yang terdepan diantara proyek kilang lainnya. Hingga kuartal I 2020, proyek Kilang Balikpapan sudah mencapai 15,02% dan hingga akhir tahun ditargetkan mencapai 40%. Utuk Kilang Balongan dan Cilacap masing-masing ditargetkan mencapai 10% tahun ini, dan akan terus dikebut sesuai target tahapan pembangunannya.

“Dalam rangka percepatan, Pertamina paralel telah melakukan sejumlah pekerjaan seperti pembangunan dermaga (jetty), site development, pembangunan workshop & warehouse, pembangunan kantor gedung laboratorium dan HSSE serta sarana pendukung lainnya,” kata Fajriyah, Selasa (7/4).

Pertamina juga telah menyelesaikan pengadaan peralatan utama yang biasanya selalu membutuhkan waktu lama. Saat ini peralatan utama tersebut sedang dalam proses pembuatan atau manufacturing.

Menurut Fajriyah, untuk negosiasi dengan mitra bisnis dan investor juga masih berlangsung. Sejumlah MoU dan kesepakatan bisnis telah ditandatangani antara Pertamina dengan berbagai pihak, seperti ADNOC, Mubadala, Rosneft, K-Sure, termasuk negosiasi dengan Saudi Aramco. Kerja sama dengan perusahaan asal Arab Saudi tersebut ditargetkan bisa selesai pada akhir April 2020.

Untuk proyek RDMP Balongan, terbagi menjadi 3 Fase. Pembangunan RDMP Balongan Fase 1, saat ini masih pada tahap Dual FEED Competition (DFC) dengan dua konsorsium yakni Konsorsium RRE (PT Rekayasa Industri, PT Rekayasa Engineering dan PT Enviromate Technology International) dan konsorsium JSW di antaranya JGC Indonesia, PT Synergy Engineering, dan PT Wijaya Karya. proses ini ditargetkan selesai pada Mei 2020.

Untuk fase 2, saat ini sedang dilakukan studi kelayakan serta memulai Revamp Studi Unit ARDHM. Sementara untuk RDMP Balongan Fase 3 (New Refinery and Petchem Complex Jabar), studi kelayakan akan dilakukan bersama partner dan sedang dalam penetapan lokasi serta pengadaan lahan. “Progress RDMP Balongan Fase 3, saat ini sedang proses pengadaan lahan serta partnership dimana Pertamina dan ADNOC telah menandatangani MoU untuk pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat,” kata Fajriyah.

RDMP Plaju saat ini telah memasuki pengadaan Licensor BED, dan memulai Pekerjaan BED. Sementara RDMP Dumai dalam tahap dilakukan tender revisit Bankable Feasibility Study (BFS). Untuk GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober 2019. Saat ini telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Progres Land Clearing telah mencapai 90,08% serta progress restorasi mencapai 46,40%. Adapun progress General Engineering Design (GED) telah mencapai 6,22%.

Selain kilang Tuban, Pertamina sebenarnya juga berencana membangun kilang baru lainnya, yakni Kilang Bontang. Hanya saja untuk kilang yang satu ini belum ada kejelasan lantaran Pertamina sudah mendepak perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC (OOG), karena tidak ada kejelasan kelanjutan kerja sama. Kemudian belakangan manajemen Pertamina juga berencana memindahkan lokasi pembangunan kilang, tidak lagi di Bontang, Kalimantan Timur. Beberapa wilayah yang dikaji antara lain di Kuala Tanjung dan Arun.(RI)