JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memproyeksi rampungnya proyek kilang bisa langsung berdampak ke penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Peningkatan kualitas kilang menjadikan Pertamina lebih leluasa dalam membeli minyak mentah dengan harga murah.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina,  mengungkapkan,dengan melakukan peningkatan kualitas (upgrading) kilang, Pertamina dapat menggunakan minyak mentah yang pasokannya cukup besar dan harganya lebih bersaing.

“Ujungnya ini akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi. Dengan demikian, kami harapkan harga BBM semakin kompetitif dan affordable bagi masyarakat,” kata Nicke, Senin (5/10).

Saat ini jenis minyak mentah yang dapat diolah seluruh kilang perseroan sangat terbatas, dengan total ketersediaannya hanya 33% dari total pasokan minyak mentah di dunia. Hal ini menyebabkan harga minyak yang biasa diolah Pertamina menjadi lebih mahal, sehingga membuat harga BBM juga tinggi.

Pertamina saat ini menggarap empat proyek pengembangan kilang dan satu pembangunan kilang baru. Empat kilang yang dikembangkan yakni Kilang Dumai, Balikpapan, Balongan, dan Cilacap. Satu unit kilang baru berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) dibangun di Tuban, Jawa Timur.

Pertamina juga membangun pabrik petrokimia PT Trans Pasific Petrochemical di Tuban. Total investasi seluruh proyek tersebut mencapai US$48 miliar.

Ignatius Tallulembang, Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional, mengatakan sekarang rata-rata Nelson Complexity Index (NCI) kilang yang dikelola Pertamina masih di level 5, yang menyebabkan terbatasnya jenis minyak mentah yang dapat diolah, yakni jenis rendah sulfur dengan berat jenis medium dan heavy (sweet light crude).

Proyek upgrading kilang akan memperbaiki NCI, sehingga kilang dapat mengolah minyak mentah dengan sulfur tinggi yang volumenya mencapai 61% dari total pasokan dunia.

“Jadi sangat fleksibel bagi Pertamina untuk mencari crude yang tersedia dan harganya murah,” kata Tallulembang.(RI)