JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Integrated Marine Logistics telah menandatangani Head if Agreement (HoA) dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai Subholding Commercial & Trading bersinergi dalam Penyediaan Jasa Angkutan via Laut dan Sungai dan Jasa Penunjang Terkait.

Mulyono, Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina, menyampaikan sinergi ini memberikan kesempatan pada PIS untuk berkembang dengan investasi dalam penambahan armada dan bagi PPN bisa mendapatkan cost yang kompetitif dan menguntungkan PPN dengan standar high level safety compliance yang diberikan oleh PIS.

Erry Widiastono, Direktur Utama PIS, menyambut baik sinergi ini dengan mengoptimalkan potensi pengembangan portofolio angkutan FOB Impor antara PIS dan Patra Niaga untuk angkutan impor LPG via Very Large Gas Carrier (VLGC) dan impor Mogas via Long Range Tanker. “Setelah ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini maka pengangkutan Kargo LPG dan Mogas akan dioptimalkan menggunakan utilisasi kapal yang dikontrol secara penuh oleh PIS terutama kapal milik untuk trading overseas,” ujarnya, Senin(30/8).

Kapal yang digunakan adalah Kapal VLGC Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, dan kapal yang dikelola PIS untuk LPG; sementara Mogas menggunakan kapal seperti MT Gede dan MT Galunggung. Penandatanganan ini memperkuat posisi PIS untuk menjadi World Class Company sebagai provider Integrated Marine Logistics.

Alfian Nasution, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading, menjelaskan bahwa sinergi ini adalah bentuk efisiensi dan efektivitas Impor produk yang selama Ini dilakukan oleh SH C&T.
Sebelumnya, angkutan Impor LPG via VLGC dan Impor mogas via LR Tanker masih bekerjasama dengan pihak diluar Pertamina Group.

“Dengan ditandatanganinya HoA, maka saat ini impor sudah dilakukan dengan kapal milik yang dikelola oleh PIS. Ini menjadi kontribusi yang saling menguntungkan bagi Pertamina Group dan menjadi potensi mengembangkan portofolio kedua sub holding. Kami percaya dengan kehandalan dan kapabilitas PIS dalam mengelola kargo ini, dan harapannya kolaborasi ini dapat menunjang postur ketersediaan dan ketahanan energi di tanah air,” ujar Alfian.

Diharapkan setelah penandatanganan Head of Agreement maka PIS dan PPN dapat segera menyepakati perjanjian definitif dan berkolaborasi sesuai keekonomian masing-masing perusahaan untuk memberikan benefit yang optimal bagi Pertamina. Selain itu, penguatan sinergi PIS dan PPN termasuk juga terhadap kargo-kargo impor yang saat ini masih diangkut secara CFR dapat dikaji kembali untuk dikonversi menjadi FOB agar memberikan mutual benefit bagi masing-masing Subholding dan mengedepankan spirit “One Energy, One Pertamina”.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menekankan sinergi ini merupakan bagian dari program Pertamina Go Global yang sedang berjalan dan diharapkan mampu menciptakan investment story yang positif. khusus untuk PIS sinergi ini merupakan modal menuju unlock value dan peningkatan porsi dari internal market yang berasal dari market share internasional. PPN juga mendapatkan value dari sisi operational cost yang kompetitif sehingga dapat meningkatkan profit.
“Sinergi ini menciptakan profit visibility dan peningkatan profitability dalam rangka mewujudkan valuasi Pertamina mencapai US$200 miliar,” kata Nicke.(RA)