JAKARTA – Industri valve (katup) merupakan salah satu peralatan penting yang banyak dipakai dalam berbagai sektor industri strategis seperti industri minyak dan gas (migas), pembangkit listrik, pabrik pupuk dan pertambangan mineral nikel dan smelter logam.

Perusahaan valve (katup) khusus industri migas serta pertambangan PT Katup Industri Indonesia meresmikan pabrik pertama di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (31/10/2023).

Pabrik baru senilai US$ 12 juta ini akan memproduksi katup dengan Tingkat Kandungan Produk Dalam Negeri (TKDN) sebagai alternatif untuk mengurangi impor.

“Investasi awal US$ 12 juta dan akan meningkat menjadi US$ 20 juta hingga tahun depan. Pabrik ini memproduksi berbagai varian produk valve ( katup ) berupa Ball Valve Floating, Ball Valve Trunion dan Gate/Globe/Check dengan size dari 1/2 “24“ dan ANSI CLASS 150- ANSI 900,” kata Jacob Malloa, Chairman PT Katup Industri Indonesia Selasa(31/10).

Jacob menyampaikan bahwa pembangunan pabrik ini dilakukan dengan tujuan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan industri nasional, khususnya dalam hal kebijakan peningkatan Tingkat Kandungan Produk Dalam Negri (TKDN).

PT Katup Industri Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem sektor industri katup (valve) dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada impor produk katup.

Prospek industri ini sangat menjanjikan, mengingat kebutuhan terhadap peralatan katup ke depan akan semakin meningkat, baik di tingkat nasional maupun global. Mengutip data Industrial Valve Market Report, market size katup tingkat global, tahun ini mencapai US$ 80,4 miliar dan pada 2028 meningkat menjadi US$ 99,8 miliar. Sementara di dalam negeri pada tahun 2023 sebesar US$ US$ 0,7 miliar dan akan meningkat menjadi US$ 1 miliar pada 2028.

PT Katup Industri Indonesia merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan juga program hilirisasi industri.
Namun ketentuan mengenai TKDN baiknya diberlakukan tidak hanya untuk proyek pemerintah melainkan juga swasta. “Karena seperti saya bilang, kita mau mendukung membuat ekosistem produk katup di Indonesia. Kalau hanya dari government saja, kurang afdol ya, tapi kalau swasta juga dilibatkan, diharuskan, itu akan sangat mendukung ekosistem. Jadi untuk mengakselerasi ekosistem itu swasta harus berlomba,” kata Jacob.

Jacob mengaku, telah lama berkecimpung di industri katup, tepatnya sejak tahun 1995. Namun saat itu, dirinya hanya bertindak sebagai distributor, dan barang tersebut berasal dari impor. Saat itu, dirinya memasok untuk kebutuhan pabrik pulp and paper. Kemudian, tahun 2000 merambah ke migas, lanjut tahun 2015 ke refinery hingga akhirnya memulai manufactury.

Kebutuhan terhadap peralatan valve (katup ) akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan program hilirisasi beberapa sektor Industri yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. “Tujuan kami bangun ekosistem valve di Indonesia dan bisnis berkenjutan yang kuat,” ujar Saut Martahan Panjaitan, Direktur Utama Katup Industri Indonesia.

Untuk mendukung tujuan tersebut, PT Katup Industri Indonesia mendorong lima area yakni SDM, metoda produksi, equipment dan tools, source material dan environment.
“Dengan produksi nasional yang kuat, diharapkan bisa berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem sektor industri katup (valve) dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada impor produk katup. Serta, memperkuat TKDN, dengan target hinga 45 %,” kata Saut Martahan.

Pembukaan pabrik ini juga dalam rangka kami mendukung program pemerintah untuk meningkatkan industri nasional, khususnya dalam hal kebijakan peningkatan TKDN. Pabrik ini diharapkan mampu bersaing secara teknologi dan komersial di dalam negeri dan ke depan dapat berpartisipasi dalam meningkatkan ekspor Indonesia di bidang perlatan valve (katup ).

“Harga katup impor mahal, bisa mencapai Rp 1 miliar per katup. Target produksinya 19.200 unit dalam 2 shift. Ada lima jenis katup yang diproduksi. Hingga 2025 masih produksi untuk pasar dalam negeri, tapi selepas 2024 jika mendapat sertifikasi IPA Monogram bisa ekspor, kemungkinan di Asia Tenggara,” ungkap Saut Martahan.

Untuk menjamin kualitas, PT Katup Industri Indonesia telah membentuk tim R&D dari perusahaan internasional yang berpengalaman dalam industri katup.
Beberapa varian katup yang diproduksi PT Katup Industri Indonesia yakni Ball Valve Floating, Ball Valve Trunion dan Gate/Globe/Check dengan ukuran dari 1/2 “24“ dan ANSI CLASS 150- ANSI 900.

PT Katup Industri Indonesia juga berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam memperkuat kemampuan kami dalam mengembangkan teknologi valve (katup) yang inovatif. Target karyawan tahun depan 75 orang, sementara saat ini baru 42 orang. Karena PT Katup padat teknologi bukan padat karya.

Dalam peresmian pabrik katup ini, PT Katup Industri Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia dalam menguasai teknologi katup yang sangat penting bagi berbagai sektor industri. Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, PT Katup Industri Indonesia yakin Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri katup baik di tingkat regional maupun
internasional.

Katup Industri Indonesia mendirikan fasilitas pabrik katup yang berteknologi tinggi. Pabrik ini mampu bersaing secara teknologi dan komersial di dalam negeri dan ke depan dapat berpartisipasi dalam meningkatkan ekspor Indonesia di bidang peralatan katup.

Adapun pasar luar negeri yang menjadi incaran adalah di kawasan Asean dan Timur Tengah. Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, kami yakin bahwa Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri katup baik di tingkat regional maupun internasional.

“Investasi ini akan menambah produksi nasional. Apalagi dari Kemenperin akan melakukan pembatasan impor pada katup yang bisa diproduksi dalam negeri,” ujar Eko Agus Nugroho, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian.(RA)