NUSA DUA– Prestasi mengagumkan kembali diraih oleh PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas. Melalui unit bisnis Asset 4 Cepu Field, Pertamina EP meraih peringkat Gold pada ajang yang diselenggarakan National Centre Sustainibility Reporting (NCSR) di Hotel Westin Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (23/11).

Afwan Daroni, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Cepu Field, mengatakan perolehan rating Gold ini adalah salah satu penghargaan atas komitmen dan inisiatif perusahaan dalam penerapan prinsip Triple Bottom Line 3P (Profit, People, Planet). Perusahaan mengomunikasikan berbagai kegiatan dan investasi untuk mendukung keseimbangan kinerja aspek keuangan, sosial, dan lingkungan melalui Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) sesuai dengan ketentuan penyajian Global Reporting Initiative (GRI) Standard.

“Kami telah melakukan penyusunan Laporan SR setiap tahunnya dan pada 2019 dinominasikan oleh NCSR untuk berkompetisi dengan negara Asia lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Bangladesh dalam ajang Asia Sustainability Report Rating (ASRR). Alhamdulillah ini kali kedua kami mendapatkan penghargaan terhadap Sustainability Reporting tingkat internasional, “ujar Afwan dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Senin (25/11).

Agus Amperianto, General Manager PT Pertamina EP Asset 4 mengaku bangga atas raihan rating emas bagi Field Cepu. Dia berharap prestasi tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi kinerja yang berkelanjutan dan sistem pelaporannya.

Event ini adalah penghargaan tahun ke-15 yang dilakukan oleh NCSR. Hingga 2017 disebut sebagai Sustainability Reporting Awards, dan tahun lalu sistem diubah dari award menjadi rating.

NCSR menyelenggarakan konferensi praktisi keberlanjutan (sustainability practitioner conference) tahun keempat. Kegiatan tersebut diiikuti oleh 50 perusahaan-perusahaan dalam dan luar neegeri, khususnya Asia. Para peserta terdiri atas 41 perusahaan/organisasi Indonesia, dua perusahaan Bangladesh, tiga perusahaan Malaysia, dua perusahaan Singapura, dan dua perusahaan Filipina.

Tahun ini proses penilaian laporan dilakukan oleh 50 assesor yang merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki kompetensi sebagai assesor karena telah memiliki sertifikat spesialis laporan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh NCSR.

Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi serta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, dalam sambutannya di acara tersebut mengatakan inovasi tidak harus selalu dalam bentuk temuan yang luar biasa, namun inovasi juga harus dapat memudahkan dan digunakan oleh masyarakat luas.

“Inovasi tidak harus merupakan temuan luar biasa yang dapat memenangkan penghargaan, bisa juga inovasi yang dapat membantu orang-orang secara umum,” ujarnya.

Penyelenggaraan konferensi yang berkolaborasi dengan Ikatan Praktisi Berkelanjutan Bersertifikat ini, diawali dengan penyerahan trofi Asia Sustainability Reporting Rating 2019 kepada perusahaan-perusahaan terbaik yang telah berhasil mengkomunikasikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan keberlanjutan.

“Paling tidak ada tiga sinyal yang dapat ditangkap dari laporan berkelanjutan, pertama kinerja triple bottom line (ekonomi, lingkungan, dan sosial) perusahaan. Kedua dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas perusahaan, ketiga pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs), “ujar Ali Darwin, Ketua NCSR. (RA)