JAKARTA – Kebutuhan dana untuk terapkan teknologi carbon capture tidak lah sedikit. Untuk itu manajemen PT Pertamina (Persero) sudah menegaskan akan menggandeng mitra dalam penerapannya.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menjelaskan kunci dari imlementasi teknologi Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) adalh kolaborasi untuk teknologi dan pendanaan.

“Carbon Capture kita kolaborasikan dengan Jepang dan USA,” ungkap Nicke dalam keterangannya (28/3).

Selain itu, menurut Nicke tidak semua negara di Asia memiliki reservoir seperti di Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri. Di sisi lain dana yang dibutuhkan sama saja dengan peluang investasi yang bisa ditanamkan untuk menerapkan CCUS.

“Kita memiliki sumur-sumur tua yang bisa jadi global change untuk Carbon Capture. Nilai investasinya US$30-90 juta dalam jangka waktu 5 tahun,” ujar Nicke.

Indonesia kata Nicke punya magnet yang cukup kuat untuk menarik negara-negara maju agar berinvestasi di sektor energi masa depan. Misalnya adalah jumlah penduduk yang banyak serta keberadaan sumber energi yang melimpah.

“Sumber energi kita banyak. Kedua, penduduk kita demand-nya ada. Kalau kita lihat sekarang animonya besar, ya mereka tertarik. Semua negara mencarinya. Investasinya ke renewables energy. Menggali dari sisi investor agar mereka bisa masuk mulai dari regulasi pemerintah,” jelas Nicke.