JAKARTA – PT Pertamina (Persero) untuk pertama kalinya membeli minyak mentah dari Amerika Serikat sebesar 600 ribu barel. Kapal yang membawa minyak tersebut dijadwalkan akan merapat di Indonesia pada 7 Juni mendatang.

Hasto Wibowo, Senior Vice President (SVP) Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, mengatakan minyak yang dibeli sudah sesuai spesifikasi untuk bisa diolah di dalam negeri.

“Benar, untuk diolah di Cilacap (kilang Cilacap), untuk crude oil (minyak mentah) perdana jenis light 600 ribu barel,” kata Hasto saat dikonfirmasi, Jumat (26/4).

Menurut Hasto,  minyak jenis light bukanlah barang baru yang didatangkan Pertamina dan sudah rutin diolah di Kilang Cilacap. “Artinya kebutuhan light yang sudah rutin,” tukasnya.

Produk turunan dari minyak mentah Amerika  akan menjadi bahan bakar minyak (BBM). “Jenis light grade banyak menghasilkan fraksi gasoline/bensin (pertamax dan premium),” kata Hasto.

Menurut Hasto, selain karena jenis minyak yang sesuai, Pertamina mendapatkan harga yang bagus dalam pembelian minyak dari Amerika Serikat. “US crude ini kebetulan memenangkan tender,” kata Hasto.

Pertamina masih tetap melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan yang jauh diatas kemampuan penyediaan. Hanya saja jumlahnya sudah berkurang. Ini tidak lepas dari kebijakan kewajiban untuk memprioritaskan pembelian minyak jatah kontraktor yang beroperasi di Indonesia, termasuk pembelian dari Chevron yang beroperasi di blok Rokan.(RI)