NEW YORK– Harga minyak global kembali menunjukkan tren positif pada Senin atau Selasa (2/4) pagi WIB. Hal ini dipicu oleh hasil survei terbaru yang menunjukkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah menurunkan produksi hariannya pada Maret 2019, mengurangi kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan global.

Kantor berita Xinhua menyatakan minyak mentah AS, West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei, naik US$1,45 menjadi menetap pada US$61,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, naik 1,43 dolar AS menjadi ditutup pada 69,01 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Menurut survei Reuters, pasokan minyak OPEC merosot ke level terendah empat tahunkarena eksportir utama Arab Saudi mengirimkan lebih banyak pengurangan pada pakta pemotongan pasokan kelompok itu, sementara produksi Venezuela turun lebih jauh karena sanksi-sanksi dan pemadaman listrik.

Survei Reuters bertujuan untuk melacak pasokan ke pasar dan didasarkan pada data pengiriman yang disediakan oleh sumber eksternal, Refinitiv Eikon mengalirkan data dan informasi yang diberikan oleh sumber-sumber di perusahaan minyak, OPEC dan perusahaan konsultan.

Arab Saudi diketahui mengurangi produksi dari rekor 11 juta barel per hari pada November 2018. Hal ini karena kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan, meskipun survei menunjukkan pasokan turun sedikit lebih rendah dari yang ditunjukkan kerajaan.

Penurunan terbesar kedua terjadi di Venezuela. Washington memberlakukan sanksi-sanksi terhadap perusahaan minyak negara PDVSA pada Januari, sementara pemadaman listrik menghentikan operasi di terminal ekspor minyak utama Jose dan di pabrik-pabrik peningkatan (upgrading) minyak mentah.

Ke-14 anggota OPEC memproduksi 30,40 juta barel per hari (bph) bulan lalu, survei menunjukkan pada Senin (1/4), turun 280.000 barel per hari dari Februari dan merupakan total produksi OPEC terendah sejak 2015.

Survei menunjukkan bahwa Arab Saudi dan sekutu Teluk terus maju dengan pengurangan pasokan yang lebih besar daripada yang diminta oleh kesepakatan OPEC terbaru, mengabaikan tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan pasokan. Pada Kamis (28/3), Trump kembali menyerukan OPEC untuk memompa lebih banyak minyak guna menurunkan harga.

Minyak mentah diperdagangkan di atas US$68 per barel, mendekati level tertinggi 2019, didorong oleh langkah Saudi dan pembatasan pasokan secara tidak sengaja di Venezuela dan Iran, yang keduanya di bawah sanksi-sanksi AS yang membatasi ekspor mereka.

OPEC, Rusia dan non-anggota lainnya – aliansi yang dikenal sebagai OPEC + – sepakat pada Desember untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari. Bagian OPEC dari pemotongan itu sebesar 800.000 barel per hari, yang akan dikirimkan oleh 11 anggota – semua kecuali Iran, Libya dan Venezuela.

Pada Maret, 11 anggota OPEC yang terikat oleh perjanjian baru mencapai 135 persen dari pemotongan yang dijanjikan, survei menemukan, naik dari 101 persen pada Februari dan tingkat tertinggi menurut standar OPEC.

“Keinginan yang ada untuk membawa persediaan minyak global lebih rendah,” kata Tamas Varga dari broker minyak PVM, mengacu pada strategi OPEC.

Di antara produsen-produsen yang dikecualikan, pasokan Venezuela turun 150.000 barel per hari karena pemadaman listrik memukul ekspor, menambah dampak sanksi-sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara PDVSA dan penurunan jangka panjang dalam produksi.

Kesepakatan OPEC+ terbaru datang hanya beberapa bulan setelah kelompok itu sepakat untuk memompa lebih banyak minyak, yang pada gilirannya membatalkan sebagian kesepakatan pembatasan pasokan semula yang mulai berlaku pada 2017.

Di antara negara OPEC dalam pakta pasokan, Nigeria kelebihan produksi dengan jumlah terbesar, survei menemukan. Dimulainya produksi di ladang Egina oleh perusahaan minyak Total membantu meningkatkan produksi.

Nigeria menyatakan ladang Egina menghasilkan kondensat, sejenis minyak ringan yang dikecualikan dari pakta pemotongan OPEC. Survei ini mencakup ladang berdasarkan pada daftar Total sebagai produsen minyak mentah.(RA)