JAKARTA – Pemerintah menargetkan merampungkan rencana penggunaan dana dari skema Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati dalam G20 di Bali November lalu. Pemerintah harus sudah menyelesaikan roadmap penggunaan dana tersebut dan diserahkan kepada para pendonor bantuan pada tahun depan.

Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), mengungkapkan saat ini pembahasan comperehensive invesntment plan (CIP) secara insentif terus dilakukan.

“Sekarang masih disusun Duitnya seperti apa, projectnya tuh apa kita susun namanya comperehensive invesntment plan . itu selesai dalam waktu 6 bulan sejak penandatanganan KTT G20. tahun depan sudah jadi,” kata Dadan kepada Dunia Energi, Senin (26/12).

Jumlah pendanaan transisi energi melalui JETP yang diterima Indonesia mencapai US$20 miliar (setara Rp 311 miliar) dan memecahkan rekor sebagai investasi iklim terbesar untuk sebuah negara.

Dadan menuturkan salah satu rencana yang bakal diusulkan Indonesia dalam penggunaan dana dari JETP adalah mempensiunkan dini PLTU. “Satu PLTU early retirement satu lagi untuk EBT,” ujar Dadan.

Kemudian PLTU yang dipensiunkan nantinya bakal diganti dengan pembangkit listrik berbasis EBT. Menurut Dadan penggantian PLTU dengan pembangkit EBT akan difokuskan terlebih dulu bagi PLTU yang selama ini memasok kebutuhan energi di kawasan industri khususnya smelter.

“PLTU sudah masuk rencana kita masukan ke EBT. Ini yang targetnya captive di swasta-swasta smelter. Banyak kan kita lagi dibangun,” ungkap Dadan. (RI)