JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat konsumsi listrik anjlok pada 2020. Imbasnya juga berpengaruh pada target Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Havidh Nazif, Kepala Subdit Penyiapan Program Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kapasitas PLTP di tahun 2030 dipatok mencak 9.300 Megawatt (MW). Namun dengan kondisi saat ini terganggunya supply dan demand listrik maka target tersebut akan di geser.

“Ini akan dievaluasi terus dengan evaluasi kami dengan PLN dan Dirjen Ketenagalistrikan bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara supply dan demand, syukur-syukur demand berkembang dalam waktu setelah Covid-19 berakhir,”kata Havidh dalam I-4 Lecture Series Energy, Jumat. (26/2).

Bedasarkan data pemerintah pada 2020 proyeksi kapasitas terpasang Panas Bumi 2020 – 2035 kapasitas terpasang sebesar 2.130 MW.

Pada 2021,  kapasitas ditargetkan bertambah 196 MW menjadi 2.326 MW, sementara RUEN 3.559 MW. Lalu pada 2025 akan terjadi penambahan 605 MW sehingga kapasitas terpasang menjadi 3.576 MW sementara di RUEN sebesar 7.241 MW.

Pada 2030 kapasitas terpasang berdasarkan RUEN mestinya 9.300 MW, namun diproyeksikan baru akan terpasang sebesar 7.780 MW.

“Panas Bumi ada di mana dan bagaimana demand yang bisa match bisa penuhi,” kata Havidh.

Kapasitas terpasang PLTP pada 2020 mencapai 2.130 MW, tidak berubah dari kapasitas terpasang pada 2019. Bila 196 MW beroperasi tahun ini, berarti total kapasitas terpasang PLTP hingga 2021 ini akan meningkat menjadi 2.326 MW.

Tahun ini ditargetkan ada tiga pembangkit dengan total kapasitas 140 MW, antara lain PLTP Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan berkapasitas 90 MW dioperasikan PT Supreme Energy Rantau Dedap.

Lalu, PLTP Sorik Marapi Unit 2 berkapasitas 45 MW di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara yang dioperasikan PT Sorik Marapi Geothermal Power, serta PLTP Sokoria Unit 1 sebesar 5 MW di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur yang dioperasikan oleh PT Sokoria Geothermal Indonesia.(RI)