JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong optimalisasi konektivitas gas melalui program utilisasi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) berkapasitas kecil (mini LNG) untuk melengkapi penyaluran jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan mini LNG menjadi salah satu upaya untuk mendorong percepatan monetisasi gas. Selain untuk pembangkit listrik sebagai salah satu konsumen utama, LNG juga bisa disisihkan untuk kebutuhan jargas disekitar wilayah fasilitas mini LNG.

“Ke depan, kalaupun tidak ada sumber gas dan pipa yang mengalir, kami akan gunakan LNG,” kata Djoko dalam diskusi bersama awak media di Kementerian ESDM Jakarta, Senin (11/3).

PT PLN (Persero) dalam peta jalan (roadmap) pengembangan pembangkit listrik berencana membangun total 30 pembangkit listrik bertenaga gas yang ditargetkan selesai secara bertahap antara 2017 hingga 2024.

Pembangunan pembangkit tersebut terbagi dalam tujuh area, yaitu Area Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang membutuhkan total sekitar 184,5 MMSCFD. Area Sumatera Selatan yang diperkirakan membutuhkan pasokan gas sebesar 33,7 MMSCFD dan area Riau dengan kebutuhan gas 95 MMSCFD.

Pembangunan pembangkit gas juga akan dilakukan di Area Jawa Barat dengan kebutuhan gas diperkirakan mencapai 537 MMSCFD. Area Jawa Tengah dengan kebutuhan gas sekitar 209 MMSCFD. Area Jawa Timur diperkirakan butuh pasokan gas sebesar 474 MMSCFD. Serta Area Kalimantan dengan kebutuhan gas 18,8 MMSCFD, sehingga total perkiraan kebutuhan gas mencapai 1.552 MMSCFD.

Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang telah beroperasi dan menggunakan gas adalah PLTG Sambera berkapasitas 2×20 megawatt (MW). Saat ini masih ada PLTG yang tengah dibangun yakni di Ternate, Nabire, Jayapura, Kendari dan Flores.

Djoko mengatakan hingga kini 40 kabupaten dan kota di Indonesia tersambung jaringan gas (jargas) ke 325.773 Sambungan Rumah (SR) hingga 2018 dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ditambah pembangunan yang dilakukan oleh badan usaha maka total terdapat 486.229 SR terbangun. Jumlah ini akan terus bertambah sesuai dengan rencana pemerintah pada 2019, dengan rencana pemasangan pada 78.216 SR.

Tahap pembangunan jargas sejak 2016 hingga 2018. Sebanyak enam kabupaten dan kota dibangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk sebanyak 88.931 SR. Sebanyak 49.934 SR di delapan kabupaten dan kota pada 2017. Serta sebanyak 89.727 SR pada 2018 yang menyasar 18 kabupaten dan kota.

“Rencana tahap awal ini dari hasil lelang 2019 akan diputuskan besok dari dua BUMN yang memiliki skor tertinggi dan sukses stories saat membangun jargas,” tandas Djoko.(RI)