JAKARTA – Pemerintah diminta terus mengkampayekan manfaat energi  panas bumi kepada masyarakat luas. Seiring pemahaman masyarakat yang baik, akan menghindarkan penolakan terhadap pengembangan panas bumi.

Suryadharma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), mengatakan METI sangat mendukung pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi primer di Indonesia. Sebab, panas bumi merupakan sumber energi bersih yang rendah emisi sehingga tidak merusak lingkungan.
“Kalau masyarakat paham, pasti mendukung, ini yang perlu ditingkatkan. Kalau dibiarkan saja, akan kontraproduktif,” ujar Surya Dharma, Jumat (20/10).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan Indonesia akan menjadi penghasil listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia pada 2021 mendatang. Empat tahun mendatang, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) akan mengalahkan produsen tenaga listrik panas bumi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS).
Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengungkapkan  pada 2021 mendatang kapasitas terpasang PLTP di Indonesia mencapai lebih dari 3.550 megawatt (MW).
“Pada 2021 kami optimistis dapat menjadi nomor satu,” tegas Yunus.
Saat ini Indonesia berada di posisi ketiga dalam hal pemanfaatan panas bumi setelah Filipina. Kapasitas PLTP di AS diperkirakan stagnan di angka 3.450 MW. Sementara itu, kapasitas PLTP Filipina diperkirakan mengalami penurunan dari kapasitas terpasang saat ini yang sekitar 1.870 MW.
Pemerintah menargetkan pada 2017, kapasitas terpasang PLTP ditetapkan sebesar 1.858,5 MW sebagaimana road map panas bumi yang telah disusun.
Dengan letak geografis berada pada jalur gunung berapi (ring of fire), Indonesia memiliki potensi panas bumi yang melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik. Saat ini telah teridentifikasi 331 titik potensi yang tersebar pada 30 provinsi mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, sampai ke Sulawesi dengan rincian cadangan (reserve) sebesar 17.506 MW dan sumber daya (resources) sebesar 11.073 MW. Namun, pemanfaatan energi panas bumi untuk keperluan pembangkitan listrik baru sekitar 10% dari cadangan yang ada sehingga peluang untuk pengembangan energi panas bumi masih sangat terbuka lebar.
“Saat ini kapasitas terpasang panas bumi sampai Oktober 2017 sudah mencapai 1.808,5 MW. Akhir tahun ini target akan tercapai,” tandas Yunus.(RA)