JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong hidrogen menjadi salah satu sumber energi (energy carrier) yang potensial dalam mendorong percepatan transisi energi di Indonesia.

Potensi hidrogen yang diyakini besar bisa jadi solusi dalam transisi energi dipaparkan Arifin Tasrif, Menteri ESDM disela pertemuannya dengan Menteri Perdangan, Industri, dan Energi Republik Korea Moon Sung Wook beberapa waktu lalu.

Menurut Arifin hidrogen bisa salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global.

“Hidrogen diharapkan sebagai salah satu kontributor transisi energi dan memiliki peran penting dalam dekarbonisasi sistem energi global,” ungkap Arifin dalam keterangannya (23/2).

Arifin mengakui terdapat sejumlah tantangan, diantaranya bagaimana membuat hidrogen layak secara ekonomi, menarik secara finansial, dan bermanfaat untuk masyarakat. “Kami akan terus mengikuti tren teknologi hidrogen dan membuka peluang untuk berkolaborasi dalam implementasi hidrogen,” ujar Arifin.

Dari segi pasokan (supply), hidrogen sendiri masuk sebagai salah satu strategi utama Pemerintah dalam menjalankan peta jalan (roadmap) menuju netral karbon di tahun 2060. “Strategi utama yang akan dilakukan menuju netral karbon di sisi supplai antara lain melalui pengembangan energi terbarukan secara masif dengan fokus pada pembangkit listrik tenaga surya, hidro dan panas bumi serta hidrogen,” ungkap Arifin.

Rencana hidrogen untuk masuk ke sektor industri maupun transportasi. Pemanfaatan hidrogen ini tidak menggunakan teknologi fuel cell, tetapi memakai teknologi pembakaran internal yang biasa digunakan oleh kendaraan bermotor. (RI)