JAKARTA – Harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) minyak mentah Indonesia terus merangkak naik sejak awal tahun 2021. Pada bulan September 2021 ICP ditetapkan US$72,2 per barel, atau naik sebesar US$4,4 per barel dari US$67,8 per barel pada Agustus 2021.

Sementara harga rata-rata ICP SLC sebesar US$ 72,25 per barel, naik sebesar US$ 4,26 per barel dari US$ 67,99 per barel.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, antara lain penurunan pasokan minyak pertama adalah berhentinya aktifitas produksi minyak mentah di kawasan Teluk Meksiko AS akibat Badai Ida dan Badai Tropis Nicholas yang berdampak pada potensi kehilangan pasokan minyak mentah mencapai 30 juta barel.

Kemudian terganggunya pasokan minyak mentah dari Libya akibat adanya unjuk rasa yang menutup terminal ekspor minyak mentah dari negara tersebut.

OPEC melalui publikasi di bulan September 2021, menurunkan proyeksi pasokan minyak mentah tahun 2021 dari negara Non OPEC sebesar 0,15 juta barel per hari menjadi 63,85 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Sementara itu IEA melalui laporan bulan September 2021, telah terjadi penurunan pasokan minyak dunia di bulan Agustus 2021 sebesar 540 ribu barel per hari menjadi 96,1 juta barel per hari.

Penyebab lainnya, OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah dunia di tahun 2021 sebesar 96,68 juta barel per hari, naik 0,11 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.

Peningkatan drastis harga gas alam global menjelang musim dingin akibat kurangnya pasokan gas alam sehingga minyak mentah menjadi energi substitusi dan diperkirakan dapat meningkatkan permintaan minyak mentah sebesar 550 ribu barel per hari.

Selain itu, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) terjadi penurunan stok minyak mentah, gasoline dan distillate di Amerika Serikat dibandingkan periode yang sama pada bulan sebelumnya

Stok minyak mentah turun sebesar 6,9 juta barel menjadi 418,5 juta barel. Lalu stok gasoline turun sebesar 5,4 juta barel menjadi 221,8 juta barel. Kemudian stok distillate turun sebesar 7 juta barel menjadi 129,7 juta barel.

Faktor lainnya adalah nilai tukar Dollar terhadap beberapa mata uang terutama Euro cenderung melemah.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut diatas, juga dipengaruhi oleh terus bertumbuhnya permintaan gasoline di China dan permintaan gasoline di bulan September 2021 diperkirakan mencapai tingkat sebelum pandemi Covid-19. Selain itu, pencabutan pembatasan aktifitas di India akibat COVID-19 telah meningkatkan permintaan gasoline di negara tersebut.

Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan September 2021 dibandingkan bulan Agustus 2021 sebagai berikut :

– Dated Brent naik sebesar US$3,77 per barel dari US$ 70,81 per barel menjadi US$74,58 per barel.

– WTI (Nymex) naik sebesar US$3,83 per barel dari US$67,71 per barel menjadi US$71,54 per barel.

– Basket OPEC naik sebesar US$3,37 per barel dari US$70,33 per barel menjadi US$73,70 per barel.

– Brent (ICE) naik sebesar US$4,37 per barel dari US$ 70,51 per barel menjadi US$74,88 per barel.