JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Commercial and Trading, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) gelontorkan tambahan pasokan BBM jenis Pertalite RON 90, setelah memutuskan menaikkan harga BBM jenis Pertamax RON 92.

Alfian Nasution, Direktur Utama PPN, menyatakan peningkatan konsumsi Pertalite setelah penyesuaian harga Pertamax sudah diantisipasi. “Kami menjamin dari sisi stok jadi stok saat ini berada pada posisi 19 hari namun kami paham saat ini ada sedikit pergeseran konsumsi 10-15% dari Pertamax ke Pertalite. Kita beberapa hari lalu telah gelontorkan 15% di atas konsumsi rata-rata Pertalite,” jelas Alfian disela Energy Corner, CNBC TV Indonesia, Senin (4/4).

Menurut Alfian lonjakan pembeli Pertalite tidak akan terjadi terus. Dengan harga yang masih bersaing dan dibawah keekonomian dia yakin konsumen akan kembali ke Pertamax.

“Mungkin bisa jadi ini karena kaget karena harganya naik, namun kami yakin masyarakat indonesia pada saat ini telah sadar mutu dimana produk Pertamax memiliki kualitas lebih baik dengan emisi karbon yang lebih rendah, saya yakin nanti akan menjadi stabil, sebagian akan beralih kembali ke Pertamax,” jelas Alfian.

Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, potensi shifting konsumsi dari BBM Pertamax yang nonsubsidi ke Pertalite yang disubsidi dapat dilakukan adalah melarang kendaraan pemerintah ataupun BUMN untuk mengisi BBM bersubsidi. Selain itu, Pemerintah dan Pertamina dapat melakukan seleksi kendaraan pribadi yang mengisi Pertalite.

“Misalnya kendaraan mewah dengan kapasitas mesin ataupun merek tertentu dilarang mengisi BBM bersubsidi. Pengawasan terhadap tindak kecurangan juga perlu diperketat,” ujar Josua.

Pertamina mulai Jumat (1/4) dini hari menyesuaikan harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter. Ini adalah kenaikan harga pertama kali Pertamax dalam hamper tiga tahun terakhir. Sedangkan harga Pertalite tetap Rp7.650 per liter namun pemerintah meningkatkan statusnya dari BBM nonsubsidi menjadi BBM Penugasan. Konsumsi Pertalite secara nasional mencapai 76% sedangkan Pertamax sekitar 14%.